ANJURAN MENIKAH DI BULAN SYAWAL

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Jangan kecewa karena kamu tidak bisa menikah pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Juga tak perlu menunda pernikahan di tahun 2016 karena tak menemukan tanggal cantik. Pasangan tetap akan halal setelah akad meskipun tak di tanggal cantik. Nah jadi kapan sebaiknya menikah?

Simaklah dallil berikut:

٢٥٥١ – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَاللَّفْظُ لِزُهَيْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي قَالَ وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ و حَدَّثَنَاه ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَلَمْ يَذْكُرْ فِعْلَ عَائِشَةَ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb sedangkan lafazhnya dari Zuhair keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Waki’ telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Isma’il bin Umayah dari Abdullah bin Urwah dari Urwah dari ‘Aisyah dia berkata; “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal, dan mulai berumah tangga bersamaku pada bulan Syawal, maka tidak ada di antara istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang lebih mendapatkan keberuntungan daripadaku.” Perawi berkata; “Oleh karena itu, ‘Aisyah sangat senang menikahkan para wanita di bulan Syawal.” Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami ayahku telah menceritakan kepada kami Sufyan dengan isnad seperti ini, namun dia tidak menyebutkan perbuatan ‘Aisyah. (HR.Muslim, No. 2551)

١٩٨٠ – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيعُ بْنُ الْجَرَّاحِ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ بَكْرُ بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ جَمِيعًا عَنْ سُفْيَانَ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَائِهِ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Waki’ Ibnul Jarrah. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr Bakr bin Khalaf berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id semuanya dari Sufyan dari Isma’il bin Umayyah dari Abdullah bin Urwah dari Urwah dari ‘Aisyah ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku di bulan syawal, dan hidup berumah tangga denganku juga pada bulan syawal. Karenanya, siapakah di antara isterinya yang lebih beruntung dari padaku?” Dan ‘Aisyah paling suka jika malam pertama itu dilakukan pada bulan syawal.” (HR. Ibnu Majah, No. 1980)

٢٤٥٣٤ – حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ أُمَيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي وَكَانَتْ عَائِشَةُ تَسْتَحِبُّ أَنْ تُدْخِلَ نِسَاءَهَا فِي شَوَّالٍ

Telah menceritakan kepada kami Waqi’ telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ismail bin Umayyah dari Abdullah bin Urwah dari Urwah dari Aisyah berkata; “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan syawal dan tinggal bersama denganku pada bulan syawal, beliau membangun keluarga denganku juga di bulan Syawal. Maka siapakah istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang paling utama di sisinya selain dariku. Aisyah senang bila istri-istrinya digauli pada bulan Syawal.” (HR. Ahmad, No. 24534)

Jadi ada keistimewaan lain di Bulan Syawal selain puasa enam, yaitu anjuran Rasulullah untuk menikah di Bulan Syawal. Sayangnya, masyarakat tertentu beranggapan bahwa pernikahan diantara dua hari raya termasuk di Bulan Syawal akan berakhir dengan perceraian. Tidak hanya zaman sekarang, mitos inipun sudah ada sejak zaman jahiliyah. Dahulu, Bangsa Arab Jahiliyah berkeyakinan bahwa Bulan Syawal yang penuh berkah itu tak baik untuk melangsungkan pernikahan. Para wanita jahiliyah menolak untuk dinikahi di Bulan Syawal.

Alasannya karena unta betina menolak didekati unta jantan dengan cara mengangkat ekornya. Mereka menamakan perilaku unta betina itu dengan sebutan “Syalat bi dzanabiha” (menolak dengan mengangkat ekornya). Dari kata “Syalat” ini pulalah, Orang Arab Jahiliyah mengambil asal-muasal kata Syawal. Setelah Islam datang, mitos yang dipercayai bangsa Arab itu dipatahkan Rasulullah SAW. Beliau menikahi Aisyah RA tepatnya di Bulan Syawal.

Tak perlu ragu lagi. Bagi yang sudah mempunyai pasangan, bagi yang sudah yakin dengan pasangannya. Silakan melaksanakan sunnah menikah di bulan syawal, halal di bulan Syawal, awali dari bulan Syawal. (ash)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram