ETIKA BERDAKWAH DI DUNIA MAYA, USTADZ-USTADZAH HARUS TAHU

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

PADANG (29/11) – LDII. Tajam Pisau karena diasah mungkin itu gambaran pribahasa yang tepat ditujukan kepada ustadz-ustadzah yang dimiliki oleh LDII. Pembekalan ilmu agama gencar dilakukan oleh DPD LDII Kota Padang, guna mewujudkan usatadz-ustadzah yang memiliki wawasan dan kepahaman yang luas dalam bidang ilmu agama. Para ustadz-ustadzah ini mengikuti Pengajian Ustadz-Ustadzah se-Kota Padang. Pada dasarnya para ustadz-ustadzah telah memiliki pehaman yang tinggi tentang ilmu agama, namun mereka tidak hanya puas dengan ilmu yang mereka miliki, mereka terus mengembangkan dan memperdalam ilmu Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Pengajian ini merupakan salah satu agenda rutin yang dimiliki oleh DPD LDI Kota Padang dalam mengebangkan ilmu agama para ustadz-ustadzah mereka. Kegiatan ini rutin dilakukan satu kali dalam sebulan. Kegiatan yang diselenggarakan di Masjid Miftahul Huda ini membahas materi mengenai cara terbaik dalam bersedekah yang disampaikan oleh Ust. Marlan. Dalam materinya Ust. Marlan menyampaikan tentang firman Allah yang memerintahkan kepada hambanya agar menginfakkan sebagian dari apa-apa yang Allah keluarkan dari bumi dan kalian janganlah menginfakkan pada apa-apa yang sesungguhnya kalian sendiri benci pada hal itu. Penggalan ayat diatas menjelaskan tentang kewajiban hambanya untuk menginfakkan sebagian dari harta yang dimiliki dan larangan bagi hamba untuk menginfakkan pada apa-apa yang tidak layak/pantas diinfakkan.

Sedang pada materi Hadist Muslim yang disampaikan oleh H.Arofah Almubarok tentang hal-hal yang tidak disenangi oleh Nabi Muhamad SAW. Dalam penyampaian Hadist tersebut dijelaskan mengenai “cuka”. Diriwayatkan dari Aisyah (istri Nabi), ia berkata : Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda bahwa senikmat-nikmatnya lauk adalah cuka. Namun hal yang harus digaris bawahi dari penggalan hadist di atas bukan berarti cuka pilihan terbaik lauk Nabi akan tetapi pada waktu itu hanya cukalah yang tersedia. Dari cerita yang dipaparkan oleh Aisyah menggambarkan kesederhanaan Nabi dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping bab mengenai cuka tersebut juga membahas tentang ketidaksukaan Nabi terhadap “bawang putih”. Diriwayatkan dari Ayyub Al-Anshaariy, ia berkata : Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam apabila diberikan makanan, beliau makan, dan memberikan selebihnya sisanya. Suatu hari beliau memberikan makanan kepadaku tanpa beliau makan karena pada makanan tersebut terdapat bawang putih. Lalu aku bertanya pada beliau : “apakah ia diharamkan ?”. beliau menjawab : “ TIDAK, akan tetapi aku membencinya dikarenakan faktor baunya”. Ia (Abu Ayyub) berkata : “sesungguhnya aku membenci apa yang engkau benci”.

Tidak hanya membahasa tentang Al-Qur’an dan Al-Hadisit, para ustadz-ustadzah juga dibekali pemantapan wawasan organisasi. Materi wawasan organisasi ini mengusung tema “Etika Berdakwah di Dunia Maya”. Dalam penyampaian wawasan organisasi ini Sekretaris DPW LDII Prov. Sumatera Barat, M. Ari Sultoni, S.H. mengatakan bahwa Para usatdz/ustadzah harus mengetahui etika dalam berdakwah di dunia maya.

Ia juga menambahkan seorang ustadz-ustadzah harus mengetahui, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam berdakwah. Memanfaatkan internet sebagai sarana untuk menyampaikan dakwah, seorang usatadz-ustadzah harus tahu batasan-batasannya. “Isi materi dakwah haruslah sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist, berikanlah berita yang baik dan positif, hindarai hal-hal yang mengundang perselisihan, jangan belebih-lebihan dalam berdakwah serta jangan pernah membuka aib orang lain atau menggunjing dalam penyampaian dakwah. Semua rambu-rambu ini harus dipahami, karena sekali saja kita posting dakwah kita diinternet, maka seluruh dunia akan tahu apa yang kita sampaikan.

“Para ustadz-ustadzah dalam menyampaikan dakwah haruslah sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist, jangan memaksakan kehendak, gunakanlah bahasa yang mudah dipahami dalam berdakwah serta yang sangat penting sekali para ustad/ustadzah harus konsisten antara ucapan dan sifat atau perbuatannya “Ungkap Toni. Ia menambahkan agar pendakwah harus bisa menjadai suri teladan dan diingatkan dalam berdakwah jangan sampai mencela orang lain.

Acara ini diikuti oleh ± 100 usatadz-ustadzah se-Kota Padang. Antusiasme dan semangat yang tinggi tampak terlihat. Ustadzah Intan yang merupakan salah peserta yang menyampaikan banyak manfaat yang ia peroleh dalam mendalami Al-Qur’an dan Al-hadist. Ia menyampaikan Al-Qur’an dan Al-Hadist merupakan syarat mutlak hidupnya agama Islam dan tegaknya seorang muslim. (itn)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram