HAFIDZ QUR’AN UNTUK MASA DEPAN INDONESIA

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

JAKARTA (8/8). LDII berkeinginan mewujudkan umat Islam yang profesional religius. Keinginan tersebut bukan sekedar khayalan biasa, atau angan-angan. Tapi diwujudkan melalui berbagai program pembinaan untuk generasi masa depan. Program yang dimaksud adalah pembinaan generasi muda. Program yang dimaksud oleh LDII adalah Tahfidz Al-Qur’an, progam ini bertujuan untuk menghasilkan para generasi penghafal Al-Qur’an sejak usia belia.

“Kami berharap para generasi tersebut hidup di atas jalan Al-Quran. Dengan demikian Al-Qur’an menjadi suatu sandaran budi pekerti untuk menjadi seorang profesional religius. Mereka yang menghafal Al-Qur’an tentunya anak-anak yang berkepribadian baik dan anak-anak yang cerdas. Anak-anak ini yang akan menjadi generasi harapan bangsa yang akan datang.”papar Ketua DPP Chriswanto Santoso.

Acara yang bertemakan Halaqoh Kubro Tahfidzil Qur’an ke-3 diikuti 11.019 peserta. Setengah dari peserta tersebut adalah penghafal Al-Qur’an atau santri Tahfidz. Acara ini dihadiri oleh Kepala Komunikasi dan Humas Kemendikbud Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si. mewakili Mendikbud Muhadjir

Effendy, Ketua MUI Pusat Dr. KH. Shodikun, M.Si., dan Takmir Masjid Jakarta Islamic Center (JIC) H. Ma’arif Nurhadi. Untuk memotivasi para peserta, DPP LDII mendatangkan langsung tiga mufti Ma’had Haromain dari Mekkah, mereka antara lain Syaikh Abdullah Al Assyiri, Syaikh Sulaiman Al Fifi, dan Syaikh Muhammad Zahroni.

Chriswanto menuturkan bahwa kedatangan para ulama dari Mekkah ini bertujuan memberikan motivasi bagi para peserta tahfidz. DPP LDII berharap nasehat yang diberikan oleh para ulama dapat menjadi suatu  bekal, guna menambah semangat para santri untuk menghafal dan rajin muroja’ah atau mengulang hafalan Al-Qur’an. Dengan menghafal Al-Qur’an kita memperoleh nilai-nilai penting , yaitu spritual, emosional dan intelektual,”tuturnya.

Nilai emosional para penghafal Al-Qur’an yang dimaksud adalah memiliki sikap sabar sehingga dapat meningkatkan rasa tawakal kepada Allah. Chriswanto menambahkan kegiatan ini sangat menarik karena kegiatan Halaqoh Kubro ini ini mengusung tema “Pengembangan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Tahfidzul Qur’an”.

Perlu menjadi suatu perhatian yakni pengaruh globalisasi yang tidak terbendung lagi yang memiliki pengaruh negatif terhadap para generasi masa depan. Untuk mengatasi hal tersebut, sejak dini perlu dipersiapkan para generasi yang memiliki daya tahan yang tinggi. Demi mewujdkan hal tersebut, perlu melakukan pengembangan dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Generasi masa kini tidak hanya tumbuh dari segi inteligensi atau pandai secara intelektual namun juga emosional (Emotional Quotient) atau segi ilmu agama.

Menurut Chriswanto pendidikan Al-Qur’an dapat mencipatakan generasi yang tawadhu, khusyuk, iklas, berakhlaqul karimah dan cinta kasih terhadap sesama. Sikap inilah yang diperlukan untuk menghadapi pengaruh globalisasi yang dapat menimbulkan pergeseran norma dan nilai-nilai kehidupan.

Dengan adanya kegiatan Halaqoh Tahfidz Qur’an, diharapkan menciptakan generasi-generasi baru yang berkarakter, cinta Al-Qur’an, cinta ta​nah air, dan berakhlaqul karimah, sesuai yang diamanahkan oleh nilai-nilai luhur Pancasila.

Dalam tausiyah yang disampaikan oleh Syaikh Abdullah Al Assyiri kepada para santri, Dia mengatakan bahwa para penghafal Al-Qur’an yang masih muda belia termasuk dalam kategori tujuh golongan yang masuk ke dalam surga, “Mereka masuk surga karena saat muda tumbuh dengan ibadah kepada Allah dan senang terhadap Alquran. Mereka menggantungkan hatinya di masjid,”kata Abdullah Al Assyiri.

Agar kita semakin dengan dengan Allah dan derajat kita bertambah disisi Allah, kita harus lebih mendalamai Al-Qur’an, memahami dan mempraktekannya. “Mereka yang membaca Al-Qur’an yang disertai para malaikat dan bagi yang mau menghafal Al-qur’an hingga mengalamai kesulitan dalam mengahafalnya, maka Allah akan memberikan pahala tambahan. Selain itu Al-Qur’an itu pelindung dari penyakit hati,”ungkapnya.

Program yang telah diusung oleh DPP tersebut sejalan dengan program yang diusung oleh DPW LDII Sumbar. DPW LDII Sumbar juga telah melaksanakan program tahfidz Al-Qur’an bagi para generasi mudanya. Terbukti salah satu generasi emasnya yaitu Kisti Ananda yang menjadi  juara dua lomba tahfidz tingkat SMP/MTS sekota padang dalam “Tenlicious III” yang diadakan SMAN 10 Padang pada Jumat, 5 Mei 2016 lalu. Selain Kisti Ananda yang meupakan bukti nyata keseriusan LDII dalam pembinaan generasi muda, terdapat nama lain yaitu Monik Anandya Maulaya. Monik berhasil meraih tingkat ke-3 dicabang Hifdzil Qur’an putri se-Kota Padang yang diadadakan oleh Badan Kerja Sama (BKS) yang merupakan wadah organisasi yang menaungi TPA-TPQ se-Kota Padang, 24 Desember 2015 lalu.

“Banyak kebarokahan yang didapat dengan mengukuti program menghafal Al Qur’an di antaranya melatih daya konsentrasi, menstimulus otak dan tingkat kecerdasan serta menumbuhkan kedisiplinan. Berdasarkan pengalaman para tahfidz, dengan menghafal akan terhindar dari kepikunan. Dengan mempelajari dan menghafal berarti membudayakan Al Qur’an di tengah masyarakat. Hal ini selaras dengan falsafah Minangkabau Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” papar Ketua DPW LDII Sumaterabarat, Prof. Dr. H. Jamsari, M.P. (Lines)

Sumber : www.ldii.or.id

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram