PENTINGNYA SEKS EDUCATION PADA ANAK

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
dr.Hj.Putri Sri Lasmini,Sp.OG(k) bersama sang suami Ir. H. Dandi L Djoefri

Padang,(14/9)Berdasarkan data Sensus Nasional yang dilansir pada tahun 2014 menunjukkan,bahwa sekitar 48% perempuan hamil adalah remaja belum menikah. Hal ini tentu bukan angka yang sedikit apalagi di negara Indonesia yang notabene nya adalah mayoritas muslim. Mendengar remaja melakukan seks pra nikah saat ini tidaklah menjadi hal yang janggal. Namun, anehnya, membicarakan pendidikan seks malah dianggap sesuatu hal yang tabu.

Yuk kita simak penjelasan mengenai sex education pada anak, oleh dokter spesialis kandungan,dr.Hj.Putri Sri Lasmini SpOG (K):

Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar. Informasi ini mencakup pertumbuhan dan fungsi jenis kelamin sebagai alat reproduksi, menstruasi, mimpi basah, kehamilan, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan penyakit menular seksual.

Dalam hal ini terdapat dua faktor alasan  sex education sangat penting bagi anak. Faktor pertama adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan seks adahal hal yang tabu.
Faktor kedua, karena dirumah maupun sekolah mereka tidak mendapat informasi mengenai sex education sehingga mereka mencaritau sendiri yaitu melalui VCD porno, majalah, internet, dan tayangan televisi. Ketidakfahaman ini berdampak kepada tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya

Beberapa tips pendidikan seks untuk anak yaitu:
1. Menanamkan rasa malu pada anak
Rasa malu harus ditanamkan sejak dini. Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain.
2. Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.
Berikan pakaian yang sesuai dengan jenis kelamin anak, sehingga mereka terbiasa untuk berprilaku sesuai dengan fitrahnya. Mereka juga harus diperlakukan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Dalam Hadits Shohih Bukhori, Nomor hadist 5435 dalam kitab pakaian bab laki-laki menyerupai wanita dan sebaliknya, Nabi Muhammad SAW bersabda : “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki.”

كتاب اللباس | باب المتشبهون بالنساء والمتشبهات بالرجال
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنْ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنْ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ تَابَعَهُ عَمْرٌو أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Ghundar] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Qatadah] dari [Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] radliallahu ‘anhuma dia berkata; “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki.” Hadits ini diperkuat juga dengan hadits [‘Amru] telah mengabarkan kepada kami [Syu’bah].

3. Memisahkan tempat tidur
Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berpikir tentang dirinya, tetapi juga mengenai sesuatu yang ada di luar dirinya. Dengan pemisahan tempat tidur dilakukan terhadap anak dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin, secara langsung ia telah ditumbuhkan kesadarannya tentang eksistensi perbedaan jenis kelamin.

4. Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.
Mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga mengajari anak tentang najis. Anak juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya (toilet training).

5. Mengenalkan mahram-nya
Inilah salah satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan seks anak. Sehingga anak mampu menjaga pergaulan sehari-harinya

6. Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, film, atau bacaan yang mengandung unsur pornografi dan pornoaksi.

7. Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilât
Ikhtilât adalah bercampur-baurnya laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa adanya keperluan yang diboleh-kan oleh syariat Islam. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang sudah dinggap biasa. Karena itu, jangan biasakan anak diajak ke tempat-tempat yang di dalamnya terjadi percampuran laki-laki dan perempuan secara bebas.

8. Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat
Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita bukan mahram-nya berada di suatu tempat, hanya berdua saja. Anak-anak sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam ini.

9. Mendidik etika berhias
Berhias berarti usaha untuk memperindah atau mempercantik diri agar bisa berpenampilan menawan yang dilakukan secara berlebihan, sehingga menimbulkan godaan bagi lawan jenisnya. Tujuan pendidikan seks dalam kaitannya dengan etika berhias adalah agar berhias tidak untuk perbuatan maksiat.

10. Ihtilâm dan haid
Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia balig. Adapun haid dialami oleh anak perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilâm dan haid tidak hanya sekadar untuk bisa memahami anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Yang paling penting, harus ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi Muslim dan Muslimah dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah. Artinya, mereka harus diarahkan menjadi manusia yang bertanggung jawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang taat.

Jadi, sangat luas informasi yang disampaikan dalam sex education sehingga bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Mari kita dukung pelaksaan sex education pada anak mulai dari dalam keluarga hingga disekolah.(vdr)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram