Hari Bumi 2025, LDII Ingatkan Pentingnya Cegah Tiga Krisis Planet yang Dihadapi Bumi

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Jakarta (24/4). Earth Day atau Hari Bumi diperingati setiap tanggal 22 April. Pada tahun 2025, peringatan Hari Bumi yang telah dicanangkan selama 55 tahun ini mengusung tema “Our Power, Our Planet” yang mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

“LDII mendukung penuh semangat dan tema Hari Bumi 2025, karena sejalan dengan program strategis LDII dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan. Pemanfaatan EBT bertujuan membangun masa depan yang sehat, berkelanjutan, adil, dan sejahtera untuk semua orang, serta menjadi bagian dari ikhtiar LDII untuk mewariskan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” ujar Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufiq Wijaya.

Dody menyampaikan bahwa seruan peningkatan pembangkitan EBT hingga tiga kali lipat pada 2030 diamini oleh LDII. Ia mencontohkan beberapa negara yang sudah mengembangkan EBT sehingga sebagian kebutuhan listriknya telah mampu dipenuhi secara mandiri.

Menurut Dody, tren pemanfaatan EBT terus meningkat. Pada tahun 2023, Amerika Serikat telah memproduksi lebih banyak tenaga surya dan memimpin revolusi tenaga surya dunia. Negeri Paman Sam ini turut menghasilkan listrik termurah dalam sejarah. “Sementara itu, India telah menetapkan target ambisius, yakni memenuhi 50 persen kebutuhan energinya dari sumber terbarukan pada tahun 2030,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa keberhasilan negara dalam memanfaatkan EBT harus ditopang oleh kesadaran masyarakatnya. Oleh karena itu, peran organisasi masyarakat (ormas) sangat penting dalam mendukung pemanfaatan EBT, “LDII sendiri telah mengoperasikan dua PLTMH di Perkebunan Teh Jamus-Ngawi, dua sistem PLTS di Ponpes Wali Barokah Kediri, satu sistem PLTS atap di gedung Kantor DPP LDII Senayan Jakarta, serta satu sistem PLTS atap di Masjid Ponpes Minhaajurosyidin Pondok Gede Jakarta,” paparnya.

Apalagi, biaya investasi EBT kini terus mengalami penurunan. Selama dekade terakhir, biaya produksi panel surya dan investasi PLTS telah menurun drastis, menjadikannya salah satu bentuk pembangkit listrik yang paling terjangkau bagi masyarakat.

Selain murah, EBT juga memberikan manfaat kesehatan dan ekonomi. Pemanfaatan energi terbarukan dapat meningkatkan standar hidup, kesejahteraan, serta kesehatan masyarakat. “Dengan berkurangnya polusi udara akibat pembakaran bahan bakar fosil, risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular seperti asma, bronkitis, serangan jantung, dan stroke dapat ditekan secara signifikan,” jelas Dody.

Dody melanjutkan, manfaat ekonomi dari energi terbarukan juga sangat besar, yaitu mendorong inovasi di berbagai sektor seperti industri, manufaktur, transportasi, pertanian, dan pertambangan. EBT juga memacu kemajuan teknologi serta menciptakan jutaan lapangan kerja baru di seluruh dunia.

“Energi terbarukan membuka peluang ekonomi yang sangat luas. Diperkirakan akan tercipta 14 juta lapangan kerja baru secara global. Pada tahun 2023, nilai industri energi terbarukan mencapai 1,21 triliun dolar AS, dan diproyeksikan tumbuh 17,2 persen per tahun hingga 2030,” urainya.

Menurut Dody, peralihan ke energi terbarukan menjadi sangat penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Energi terbarukan menghasilkan listrik tanpa menghasilkan karbon dioksida yang menjadi pemicu utama efek rumah kaca, sedangkan bahan bakar fosil adalah kontributor terbesar pemanasan global.

Dalam momentum Hari Bumi 2025 ini, LDII mengajak seluruh masyarakat untuk berkomitmen dalam pemanfaatan energi terbarukan demi membangun masa depan yang sehat, adil, berkelanjutan, dan sejahtera.

Sementara itu, Anggota Departemen Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII, Siham Afatta, mengingatkan bahwa aktivitas miliaran manusia saat ini telah mendorong terjadinya Triple Planetary Crisis, atau tiga krisis planet: perubahan iklim akibat peningkatan emisi gas rumah kaca; pencemaran tanah, air, dan udara; serta penurunan keanekaragaman hayati.

“Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk mengatasi tiga krisis planet ini. Ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu karang yang dimiliki pesisir dan laut Indonesia memainkan peran besar dalam menyerap karbon dioksida,” ujar Siham.

Ia mengingatkan bahwa tutupan hutan mangrove Indonesia adalah yang terbesar di dunia, mencapai sekitar 3,5 juta hektare. Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di ekosistem terumbu karang dunia. “Jika kita aktif melindungi dan merestorasi ekosistem ini, emisi gas rumah kaca dapat dikurangi secara signifikan,” katanya.

Siham menegaskan bahwa Hari Bumi harus menjadi momentum kolaborasi bersama. Setiap individu dapat melakukan perubahan kecil namun konsisten, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membiasakan diri menggunakan transportasi umum, menghemat energi, mengikuti kegiatan bersih-bersih massal, memilah sampah, hingga berpartisipasi dalam restorasi hutan, mangrove, dan terumbu karang.

“Semua aksi tersebut berdampak kuat dalam mengatasi krisis yang dihadapi Bumi saat ini,” tutup Siham.

Wakil Ketua DPW LDII Sumatera Barat, H. Hadi Syahputra, menambahkan bahwa di Sumatera Barat, LDII telah aktif melakukan edukasi tentang memilah dan memilih sampah melalui satuan pendidikan di bawah naungan LDII. Selain itu, kegiatan keremajaan di masjid-masjid tingkat PC dan PAC juga dijadikan sarana untuk membangun kesadaran lingkungan sejak dini.

“LDII Sumbar turut hadir bersama generasi mudanya untuk membangun kesadaran pentingnya menjaga bumi, banyak kegiatan keremajaan masjid yang kini sudah mulai bertajuk lingkungan hidup, dan peduli akan pengendalian sampah,” terangnya.

Hadi berharap, peran anak muda lebih bisa di tonjolkan kedepannya, ia meyakini di era terbukanya informasi banyak aktivis bumi muncul dari kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar yang sudah mulai rusak.

“Fenomna aktivis lingkungan sperti pandawara group adalah salah satu langkah pemanfaatan teknologi dalam mengkampanyekan cintai bumi untuk rumah bagi generasi kita dimasa mendatang”, pungkasnya.

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram