Budidaya Lele Warga LDII Nunukan, Dari Hobi Jadi Usaha Menjanjikan di Perbatasan RI-Malaysia

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Nunukan — Upaya warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan terus berjalan, termasuk di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Salah satunya ditunjukkan oleh Hidayat, warga LDII di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang sukses mengembangkan usaha budidaya ikan lele.

Berawal dari hobi, Hidayat yang juga seorang aparatur sipil negara (ASN) di Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Nunukan ini memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumahnya untuk beternak lele. Usaha itu mulai ia rintis sejak Februari 2020, tepat sebelum pandemi Covid-19 merebak. “Awalnya cuma coba-coba untuk konsumsi sendiri, beli bibit 500 ekor seharga Rp 250 ribu. Kalau berhasil, saya niat teruskan. Kalau tidak, ya berhenti,” ujar Hidayat, Jumat, 13 Juni 2025.

Tak disangka, minat masyarakat terhadap ikan lele terus meningkat. Dalam dua tahun terakhir, usahanya berkembang pesat. Kolam lele yang semula hanya tiga buah berukuran 1 x 2 meter kini bertambah menjadi sepuluh kolam ukuran 2 x 3 meter dan enam kolam tambahan ukuran 1 x 2 meter. “Dulu di Nunukan ini orang kurang minat makan lele. Tapi sekarang berubah, banyak yang suka. Kadang permintaan melebihi stok, jadi saya juga ambil dari peternak lain,” kata pria yang akrab disapa Cak Dayat itu.

Setiap bulan, Hidayat mampu memanen rata-rata 60 kilogram lele. Dari hasil penjualan, ia bisa meraup pendapatan sekitar tiga juta rupiah per bulan. Baginya, usaha ini bukan hanya menambah pemasukan, tapi juga memenuhi kebutuhan pangan keluarga. “Minimal kalau pengin makan lele, nggak perlu beli di pasar,” katanya sembari tersenyum.

Rutinitas merawat lele dijalani Hidayat dengan telaten, dibantu anak-anaknya. Setiap pagi sebelum berangkat ke kantor dan sore setelah pulang kerja, ia selalu menyempatkan waktu memberi makan ikan-ikan peliharaannya. “Anggap saja ini hiburan. Setelah kerja, bisa refreshing, olahraga ringan, tapi tetap menghasilkan cuan,” ujarnya.

Kesuksesan Hidayat menginspirasi warga sekitar. Kini, semakin banyak warga Nunukan yang ikut mencoba peruntungan di bisnis budidaya lele. Hidayat pun tak segan berbagi pengalaman dan tips beternak lele. Baginya, saling berbagi ilmu adalah bagian dari semangat kebersamaan. “Saya nggak takut saingan. Rezeki itu sudah ada yang ngatur. Yang penting kita terus berusaha, ikhtiar, dan berdoa,” pungkasnya.

Melalui kisah ini, LDII di perbatasan Nunukan menunjukkan bahwa keterbatasan lahan bukan halangan untuk mandiri secara ekonomi. Budidaya lele menjadi salah satu bukti nyata kontribusi warga LDII dalam memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian di wilayah perbatasan.

——————–

Oleh: Hidayat Nunukan Kaltara (contributor) / Fachrizal Wicaksono (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram