Kediri (30/6). Sebanyak 20 santri Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri mengikuti pelatihan keterampilan menjahit yang digelar di Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Miftahul Huda, Desa Blawe, Kabupaten Kediri. Kegiatan ini resmi dibuka pada Rabu (18/6) dan akan berlangsung selama 260 jam pelajaran.
Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama antara Ponpes Wali Barokah dan BLKK Miftahul Huda sebagai bagian dari upaya membekali santri dengan keterampilan wirausaha berbasis pendidikan vokasi dan karakter.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Ibnu Imad, yang hadir dalam pembukaan kegiatan menyampaikan pentingnya pelatihan praktis dan berkelanjutan. “Keterampilan tidak cukup hanya diberikan di awal. Harus terus diasah melalui pelatihan seperti ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dunia kerja kini menuntut lebih dari sekadar keahlian teknis. “Tenaga kerja masa kini harus memiliki karakter kerja yang kuat: disiplin, kreatif, inisiatif, mampu bekerja sama, dan tangguh menghadapi tantangan,” tegasnya.
Pelatihan ini dilaksanakan secara boarding, sehingga peserta dapat fokus penuh tanpa gangguan logistik. Materi yang diberikan mencakup desain busana, pemilihan bahan, teknik menjahit, hingga persiapan uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang berstandar Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Dalam wawancara terpisah, Ibnu Imad menyoroti pentingnya pelatihan berbasis kebutuhan industri. “Di tengah tingginya angka pengangguran dan disrupsi digital, pelatihan semacam ini penting agar generasi muda bisa segera bekerja atau membuka usaha sendiri,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Ponpes Wali Barokah Kediri, KH. Sunarto, menyampaikan bahwa pelatihan menjahit ini merupakan bagian dari implementasi Tri Sukses LDII. “Kami ingin membekali santri tidak hanya dengan ilmu agama, tetapi juga keterampilan praktis agar mereka siap mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Dengan kombinasi keterampilan, karakter, dan sertifikasi, pelatihan ini diharapkan mampu mencetak lulusan yang kompeten, adaptif, dan siap menjadi solusi bagi pengentasan pengangguran di daerah.
Oleh: Rozy Mujahid (contributor) / Riska Sabillah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng