Jakarta (13/11). Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mendorong perbaikan layanan haji dan umrah dengan menyerahkan 10 poin rekomendasi kepada duet Menteri Haji dan Umrah, Gus Irfan dan Dahnil Anzar Simanjuntak. Usulan tersebut diharapkan mampu mengakselerasi transformasi penyelenggaraan ibadah haji setelah Badan Penyelenggara Haji (BPH) resmi beralih menjadi Kementerian Haji dan Umrah.
Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menilai perubahan nomenklatur itu bukan sekadar pergantian nama, melainkan momentum untuk memperkuat koordinasi lintas lembaga hingga antarnegara, sekaligus memastikan alokasi anggaran yang lebih pasti. “Kami yakin duet Gus Irfan dan Dahnil dapat membawa layanan haji dan umrah ke arah yang lebih baik. Mereka memiliki integritas, kapasitas, serta pemahaman mendalam terhadap dimensi spiritual dan sosial ibadah haji,” ujar KH Chriswanto dalam keterangannya, Kamis (11/9).
Menurutnya, penunjukan Gus Irfan dan Dahnil mencerminkan keseriusan pemerintah serta DPR dalam merespons keluhan jamaah. Reformasi antrean panjang, peningkatan kualitas layanan, digitalisasi, dan transparansi disebut menjadi agenda mendesak yang harus dibenahi.
Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufik Wijaya, menambahkan pihaknya telah merumuskan sepuluh rekomendasi konkret. Antara lain, percepatan antrean haji melalui penambahan kuota, kejelasan pembagian kuota reguler dan khusus untuk mencegah penyalahgunaan visa, serta keterbukaan laporan pengelolaan dana haji.
“Jamaah lansia, disabilitas, dan mereka yang telah lama menunggu harus diprioritaskan. Itu wujud keadilan sekaligus perlindungan,” kata Dody. Ia juga menekankan pentingnya digitalisasi layanan berbasis aplikasi terpadu, penerapan sanksi tegas terhadap penyelenggara nakal, serta penetapan standar pelayanan minimum di bidang akomodasi, transportasi, konsumsi, kesehatan, dan bimbingan ibadah.
Selain itu, LDII merekomendasikan mekanisme hukum sederhana bagi jamaah untuk menuntut haknya, kewajiban perlindungan asuransi syariah, dan kurikulum manasik berbasis teknologi modern seperti simulasi virtual reality.
Dody berharap duet Gus Irfan–Dahnil dapat mewujudkan penyelenggaraan haji yang aman, nyaman, dan meninggalkan pengalaman berkesan bagi jamaah. “Ini pekerjaan besar, tetapi dengan kolaborasi semua pihak, kami optimistis perubahan bisa terwujud,” tandasnya.