Mengikis Prasangka Merajut Harmoni, Sinergi LDII dan KUA Nglipar dalam Sinkronisasi Data

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

 

——————–

Gunungkidul (11/11). Di tengah dinamika sosial dan isu sensitif terkait perbedaan pandangan keagamaan. Sebuah langkah konkret nan inspiratif terjalin di Kapanewon Nglipar, pada Jumat (12/9), Kantor Urusan Agama (KUA) Kapanewon Nglipar menjadi saksi pertemuan penting yang berpotensi menjadi model kerukunan antarumat beragama.

Pertemuan bertajuk “Sinkronisasi Data Aliran Keagamaan” ini bukan sekadar agenda administratif, melainkan cerminan komitmen bersama untuk memperkuat komunikasi, membangun keakraban, dan meminimalisir kesalahpahaman antarorganisasi keagamaan.

Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DIY, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gunungkidul, serta para penghulu KUA Nglipar sebagai tuan rumah.

Yang menarik, kegiatan ini turut dihadiri oleh pimpinan empat organisasi masyarakat (ormas) Islam utama, yaitu LDII, NU, Muhammadiyah, dan MTA. Masing-masing diwakili oleh pemimpin cabang di wilayah Nglipar, termasuk Ketua LDII PC Nglipar, Gino, yang hadir langsung dalam forum tersebut.

Kehadiran LDII menjadi penanda penting bahwa organisasi ini terbuka terhadap ruang komunikasi lintas ormas, terlebih dalam forum resmi yang difasilitasi lembaga negara seperti KUA. Agenda sinkronisasi data ini tak hanya berfokus pada pendataan dan verifikasi, namun juga menjadi wadah membangun saling pengertian dan menghapus prasangka yang sering kali berkembang di masyarakat.

Dengan duduk bersama, berdialog, dan bertukar informasi, para tokoh ormas berupaya membangun jembatan persaudaraan yang kokoh demi menciptakan suasana yang harmonis di tengah keberagaman.

Kegiatan berlangsung dalam suasana hangat dan penuh persaudaraan. Tidak ada sekat formal, yang ada hanyalah semangat dialog terbuka dan konstruktif. Diskusi berjalan lancar, menunjukkan kesamaan visi untuk menjaga kerukunan, stabilitas sosial, dan ketertiban masyarakat di Nglipar.

Dua hal penting menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Pertama, inisiatif proaktif KUA Nglipar yang mampu menghadirkan forum dialog inklusif dan netral. Kedua, keterbukaan dari seluruh ormas Islam yang hadir, termasuk LDII, yang menegaskan komitmennya untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sumber perbedaan.

Sebagai ormas yang kerap menjadi sorotan, keterlibatan LDII dalam forum ini menunjukkan sikap terbuka dan keinginan kuat untuk terus bersinergi di bawah semangat kebangsaan. Langkah ini mempertegas bahwa perbedaan pandangan tidak harus menjadi sekat, tetapi bisa menjadi kekuatan untuk saling melengkapi.

Pada akhirnya, kegiatan sinkronisasi data ini bukan sekadar urusan administrasi, tetapi refleksi nyata dari semangat kerukunan umat beragama. Langkah kecil yang dilakukan di Nglipar ini menyiratkan pesan besar: bahwa harmoni sosial bisa terwujud jika setiap pihak mau membuka hati, saling memahami, dan bekerja sama demi kebaikan bersama.

Dari Nglipar, semangat ini diharapkan menjalar ke berbagai wilayah lain di Indonesia, untuk terus mengikis prasangka, memperkuat silaturahmi, dan membangun masa depan yang lebih toleran serta bersatu.

 

 

 

 

Oleh: Fajar Sodiq (contributor) / Riska Sabilah (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram