
Bantul (12/11). Suasana semarak tampak di kompleks Pondok Pesantren Nur Aisyah, Pulokadang, Bantul, saat ratusan santri mengikuti kegiatan Cinta Alam Indonesia (CAI) 2025. Selama tiga hari, sejak 5-7 September 2025, sebanyak 150 santri putra dan putri berpartisipasi dengan penuh semangat dalam kegiatan bertema “Membangun Generasi Berkarakter Kuat demi Mewujudkan Bangsa yang Hebat.”
Acara dibuka oleh Suhardi selaku pembina pondok dan ditutup secara resmi oleh Didik Supriyanto, Ketua Yayasan Nur Aisyah. Sepanjang kegiatan, suasana semakin hidup dengan dekorasi meriah hasil kreativitas para santri.
Kegiatan CAI diisi oleh delapan guru Pondok Pesantren Nur Aisyah yang memberikan materi dalam tiga sesi setiap hari: pagi (08.00–10.45), siang (13.30–16.00), dan malam (19.30–21.30). Selain pembelajaran, kegiatan ini juga dirancang untuk melatih disiplin, kebersihan, dan kekompakan kelompok. Kerapian menata sandal, ketepatan waktu hadir, hingga semangat dalam mengikuti setiap sesi menjadi bagian dari penilaian untuk menentukan kelompok terbaik di akhir acara.
Keceriaan peserta semakin terasa dengan hadirnya doorprize, permainan interaktif, dan tayangan video inspiratif. Salah satu peserta, Galang Budi Wiryawan, mengungkapkan kesannya, “Yang paling berkesan saat menonton video musyawarah dari Pondok Kaliawen. Sangat inspiratif dan membuat kami lebih semangat belajar.”
Peserta lainnya, Dafian Nizam Ramadhan juga turut menambahkan, “Seru sekali, apalagi waktu main teka-teki 29 Karakter Luhur. Harapannya besok saat outbound bisa lebih variatif dan kita semua lebih tertib lagi,” tambah Dafian.
Puncak acara ditandai dengan kegiatan outbound dan jalan sehat mengelilingi desa sekitar kompleks SMP Alkarima Boarding School. Setiap kelompok harus menyelesaikan berbagai tantangan di setiap pos sambil menampilkan yel-yel khas yang menambah semangat dan keceriaan.
Malam penutupan berlangsung meriah dengan pengumuman kelompok terbaik, yang diraih oleh Kelompok Putri 1.
Melalui kegiatan ini, CAI 2025 tidak hanya menghadirkan ilmu dan hiburan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja sama, tanggung jawab, serta cinta alam. Harapannya, pengalaman ini menjadi bekal bagi para santri Pondok Pesantren Nur Aisyah untuk tumbuh sebagai generasi berkarakter kuat, sehat, dan siap berkontribusi bagi bangsa.
Oleh: Novia Tri (contributor) / Riska Sabilah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng