Kota Jambi (17/6). Sebagai bagian dari implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara DPP LDII dan PB Persinas ASAD, Ketua Dewan Penasihat DPW LDII Provinsi Jambi, KH Nur Hamid Hadi, memberikan pembinaan mental dan spiritual kepada puluhan pendekar sabuk merah putra-putri dari wilayah timur Provinsi Jambi, Sabtu (14/6).
Kegiatan ini melibatkan peserta dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Kota Jambi, dan Muaro Jambi, sebagai bekal dalam mengajarkan ilmu seni bela diri di daerah masing-masing.
Dalam arahannya, KH Nur Hamid menegaskan bahwa latihan bela diri harus memiliki landasan spiritual yang kokoh. “Ilmu silat bukan sekadar gerakan fisik, tetapi juga sarana ibadah jika diniatkan karena Allah. Ini adalah bentuk ikhtiar untuk menjaga diri dan lingkungan,” ujarnya di hadapan para peserta.
KH Nur Hamid juga memaparkan lima aspek utama manfaat berlatih seni bela diri. Pertama, aspek ibadah yang menjadikan latihan sebagai bagian dari perlindungan diri karena Allah. Kedua, aspek perjuangan sebagai kesiapan menghadapi situasi tak terduga di segala kondisi. Ketiga, aspek kesehatan dan rohani yang melatih keseimbangan fisik, pikiran, dan hati. Keempat, aspek percaya diri untuk membangun keberanian tanpa kesombongan. Kelima, aspek ladang amal saleh sebagai sarana kebaikan yang bernilai pahala.
Sebagai pelatih utama di wilayahnya, pendekar sabuk merah dituntut untuk lebih rajin berlatih dibandingkan anggota ASAD biasa. “Anda semua diberi kelebihan, maka tanggung jawabnya juga lebih besar. Jangan sampai ilmu ini disalahgunakan,” tegas KH Nur Hamid.
Ia juga menekankan bahwa selain kemampuan fisik, pesilat Persinas ASAD harus memiliki akhlak mulia, disiplin ibadah, dan rendah hati. “Sehebat apa pun keterampilan bela dirinya, jika akhlaknya buruk, maka itu sia-sia,” tambahnya.
Salah seorang peserta, Abdulloh dari Sungai Jambat, Tanjabtim, mengaku sangat termotivasi. “Arahan ini mengingatkan kami bahwa silat adalah perpaduan antara kekuatan lahir dan batin. Kami siap mengamalkannya di masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Pada kesempatan tersebut, para pendekar yang telah menyandang sabuk merah menerima sertifikat penghargaan sebagai bentuk amanah untuk melestarikan seni bela diri di wilayahnya masing-masing. Kolaborasi antara LDII dan Persinas ASAD ini diharapkan tak hanya memperkuat teknik bela diri, tetapi juga membentuk karakter religius dan sosial para pendekar.
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng