Hal Yang Merusak Puasa

Lapar
Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Alhamdulillah tidak terasa kita sudah memasuki hari ke 18 di bulan ramadhan 1441 H. sudah lebih dari setengah perjalanan kita lalui dibulan suci ini. Hari-hari bergulir dengan sangat cepat. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Dan tahun-tahun itu sudah banyak yang kita lalui. Jika usia anda saat ini 30 tahun, berarti anda sudah menjumpai bulan ramadhan sebanyak 30 kali. Nah, sekarang coba tanyakan kepada diri anda. Dengan adanya momentum bulan ramadhan ini apa yang anda rasakan? apakah anda merasa lebih menjadi insan yang bertaqwa? apakah puasa anda dalam 1 bulan penuh memberikan makna yang berarti bagi anda? atau malah terasa biasa-biasa saja?

Kita semua pasti sama berharap dapat menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan ini dengan mendapat lipatan pahala yang penuh. Namun, perlu diketahui ternyata ada hal-hal yang dapat merusak nilai puasa kita

Dalam sebuah hadist Rasullulloh SAW bersabda,


رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy)

Mengapa amalan puasanya tidak dianggap, padahal ia telah menahan lapar dan dahaga mulai terbit fajar hingga terbenam matahari?

Adapun hal-hal yang dapat merusak nilai pahala puasa, antara lain:

1. Berkata dusta

Apa artinya puasa jika kita masih saja berkata dusta?

Orang yang berkata dusta ketika sedang berpuasa maka puasa nya hanya sia-sia. Berkata dusta tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi dari nilai pahala puasa itu sendiri. Lalu apa yang ia dapatkan ?

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

 “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

2. Berkata Lagwu (sia-sia) dan Rofats (ucapan porno)

Lagwu (sia-sia) adalah percakapan antara dua/lebih manusia yang mana didalam isi percakapan itu tidak ada faedah yang bisa diambil manfaat nya sama sekali.

Adapun Rofats ialah ucapan-ucapan porno termasuk perkataan keji.

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya” Aku sedang puasa, aku sedang puasa” (HR. Ibnu Majah)

3. Berhubungan suami istri di siang hari

Suami-istri yang melakukan hubungan badan dengan sengaja di antara waktu fajar terbit hingga matahari terbenam, berarti puasanya batal. Suami-istri yang demikian, wajib mengganti puasa yang gugur itu di luar bulan Ramadhan. Meskipun puasa nya telah gugur bukan berarti mereka diperbolehkan untuk makan minum, melainkan mereka harus tetap menjalani puasa hingga maghrib. 

Selain itu, mereka harus  membayar kafarah salah satu dari tiga pilihan, yaitu memerdekakan seorang budak, atau jika tidak mampu maka berpuasa 2 bulan berturut-turut, atau jika tidak mampu maka memberi makan 60 orang miskin.

Hal ini bukan berarti Allah SWT menganiaya pada hambanya yang berstatus pasutri dengan tidak boleh melakukan hubungan badan selama sebulan penuh. Allah SWT yang maha baik memberikan keringanan yaitu boleh melakukan hubungan suami istri ketika sudah berbuka puasa atau ketika malam hari puasa

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ ٱلصِّيَامِ ٱلرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَآئِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ ٱللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ
‘’ Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu.’’ (QS.Al-Baqoroh:187)

Sungguh sangat rugi orang yang melewatkan ganjaran pahala melimpah dari puasa yang ia kerjakan. Marilah kita jauhi berbagai hal yang dapat mengurangi kesempurnaan pahala puasa kita sehingga derajat taqwa dapat kita raih (Bunga Riska Amalia / LINES Sumbar)

Gambar oleh Engin Akyurt dari Pixabay

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram