HARAMKAH WANITA MEMAKAI PARFUM ?

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Siapa yang tidak kenal dengan parfum. Parfum mengeluarkan suatu bau yang wangi pada saat kita memakainya. Pada saat kita memakai parfum, kita memperoleh kenyamanan saat berada disekitar orang lain, karena orang mencium bau wangi dari parfum yang kita gunakan. Dalam Islam, memakai wangi-wangiam adalah sunah. Tetapi ada batasan-batasan bagi perempuan dalam memakai wangi-wangian atau parfum.

Memakai parfum bagi perempuan tidaklah haram dan para kaum wanita boleh memakai wangi-wangian. Namun ada batasan-batasan yang perlu diketahui. Berikut pandangan Islam tentang seorang waniita yang memakai parfum secara berlebihan dan bau wanginya sampai tercium oleh orang lain:

أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ قَالَ حَدَّثَنَا خَالِدٌ قَالَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ وَهُوَ ابْنُ عِمَارَةَ عَنْ غُنَيْمِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

Telah mengabarkan kepada kami Isma’il bin Mas’ud ia berkata; telah menceritakan kepada kami Khalid ia berkata; telah menceritakan kepada kami Tsabit -Yaitu Ibnu Umarah- dari Ghunaim bin Qais dari Al Asy’ari ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Wanita mana saja yang memakai minyak wangi kemudian melintas pada suatu kaum agar mereka mencium baunya, maka ia adalah penzina.” [H.R NASA’ : I5.036]

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ وَرَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ قَالَا ثَنَا ثَابِتُ بْنُ عُمَارَةَ عَن غُنَيْمِ بْنِ قَيْسٍ عَن أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَوْحٌ قَالَ سَمِعْتُ غُنَيْمًا قَالَ سَمِعْتُ أَبَا مُوسَى يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ ثُمَّ مَرَّتْ عَلَى الْقَوْمِ لِيَجِدُوا رِيحَهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahid Al Haddad dan Rauh bin ‘Ubadah keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Tsabit bin Umarah dari Ghunaim bin Qais dari Abu Musa Al’Asy’ary berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, Rauh berkata; aku mendengar dari Ghunaim telah mengatakan; aku mendengar Abu Musa Al’Asy’ary berkata, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda: “Mana saja dari seorang wanita yang memakai wewangian kemudian ia melewati sekelompok kaum agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah penzina.” [HR. AHMAD : 18.912]

Berdasarkan riwayat hadist di atas, kita mengetahui penegasan tentang pemakaian parfum bagi para wanita. Hal ini dikarenakan besarnya fitnah wanita terhadap laki-laki dan wangi-wangian dapat membangkitkan syahwat laki-laki. Jika terlanjur telah menggunakan parfum sewaktu pergi ke masjid, maka wanita tersebut dilarang ke masjida dan diwajibkan mandi kembali untuk mengilangkan bau parfumnya, meski tujuan ke masjid untuk beribdah. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ وَسَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ أَبُو عَلْقَمَةَ قَالَ حَدَّثَنِي يَزِيدُ بْنُ خُصَيْفَةَ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلَا تَشْهَدَنَّ مَعَنَا الْعِشَاءَ قَالَ ابْنُ نُفَيْلٍ عِشَاءَ الْآخِرَةِ

Telah menceritakan kepada kami An nufaili dan Sa’id bin Manshur keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Abu Alqamah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Yazid bin Khushaifah dari Busr bin Sa’id dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Wanita mana saja yang terkena bakhur (wewangian), maka jangan sekali-kali ia shalat isya bersama kami.” Ia (perawi) berkata, “Maksudnya adalah shalat isya yang akhir (larut malam).” [HR. Abu Daud : 3.644]

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَاصِمِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عُبَيْدٍ مَوْلَى أَبِي رُهْمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ لَقِيَتْهُ امْرَأَةٌ وَجَدَ مِنْهَا رِيحَ الطِّيبِ يَنْفَحُ وَلِذَيْلِهَا إِعْصَارٌ فَقَالَ يَا أَمَةَ الْجَبَّارِ جِئْتِ مِنْ الْمَسْجِدِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ وَلَهُ تَطَيَّبْتِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ حِبِّي أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ لِامْرَأَةٍ تَطَيَّبَتْ لِهَذَا الْمَسْجِدِ حَتَّى تَرْجِعَ فَتَغْتَسِلَ غُسْلَهَا مِنْ الْجَنَابَةِ قَالَ أَبُو دَاوُد الْإِعْصَارُ غُبَارٌ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ashim bin Ubaidullah dari Ubaid mantan budak Abu Ruhm, dari Abu Hurairah ia berkata, “Ia bertemu seorang wanita dan mencium bau harum darinya, dan ujung pakaiannya menjuntai (menyapu tanah). Ia lalu berkata, “Wahai Budak Al Jabbar, apakah engkau datang dari masjid?” Wanita itu menjawab, “Ya.” Abu Hurairah bertanya lagi, “Karena ingin ke masjidkah kamu memakai wewangian?” wanita itu menjawab, “Ya.” Abu Hurairah lalu berkata, “Sesungguhnya aku mendengar kekasihku, Abu Al Qasim Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tidak akan diterima shalat seorang wanita yang memakai wewangian karena ingin pergi ke masjid ini, sehingga ia kembali dan mandi sebagaimana ia mandi dari junub.” Abu Dawud berkata, “Al I’shar maksudnya adalah debu.” [HR. AHMAD : 3643]

Memang tidaklah haram menggunakan parfum bagi wanita, berdasarkan pembahasan hadist di atas kita mendapatkan suatu pelajaran, yaitu bagi para wanita jika ingin memakai parfum gunakanlah sewajarnya dan jangan berlebihan. Jangan sampai orang lain mencium bau parfum yang kita pakai. Boleh menggunakan parfum secara berlebihan tetapi pada saat kita bersama suami dan tidak ada orang lain selain suami yang mencium bau parfum tersebut. Berikut penjelasan hadistnya :

حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا رَوْحٌ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا أَرْكَبُ الْأُرْجُوَانَ وَلَا أَلْبَسُ الْمُعَصْفَرَ وَلَا أَلْبَسُ الْقَمِيصَ الْمُكَفَّفَ بِالْحَرِيرِ قَالَ وَأَوْمَأَ الْحَسَنُ إِلَى جَيْبِ قَمِيصِهِ قَالَ وَقَالَ أَلَا وَطِيبُ الرِّجَالِ رِيحٌ لَا لَوْنَ لَهُ أَلَا وَطِيبُ النِّسَاءِ لَوْنٌ لَا رِيحَ لَهُ قَالَ سَعِيدٌ أُرَهُ قَالَ إِنَّمَا حَمَلُوا قَوْلَهُ فِي طِيبِ النِّسَاءِ عَلَى أَنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ فَأَمَّا إِذَا كَانَتْ عِنْدَ زَوْجِهَا فَلْتَطَّيَّبْ بِمَا شَاءَتْ

Telah menceritakan kepada kami Makhlad bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada kami Rauh berkata, telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu Arubah dari Qatadah dari Al Hasan dari Imran bin Hushain bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Aku tidak akan memakai alas pelana yang berwarna merah, dan tidak pula kain yang dicelup dengan warna kuning serta tidak akan memakai kain yang bersulam sutera (pada lengannya).” Imran berkata, “Lalu Hasan berisyarat pada saku bajunya.” Imran berkata, “beliau lalu bersabda: “Ketahuilah, minyak wangi bagi laki-laki itu beraroma tetapi tidak berwarna, sedangkan minyak wangi bagi wanita itu berwarna tetapi tidak beraroma.” Sa’id berkata, “Menurutku bahwa ucapan beliau tentang minyak wangi wanita itu dipahami dalam kondisi saat ia keluar rumah, adapaun jika wanita itu sedang bersama suaminya, maka ia boleh mengenakan wewangian sesuka hatinya.” [HR. AHMAD : 3.527]

Bagi para kaum perempuan, jika hendak menggunakan parfum gunakanlah sewajarnya saja, jangan sampai wanginya semerbak, seperti menggunakan deodorant atau handbody. Jika ingin menggunakannya secara belebihan peruntukkanlah untuk suami dan ingat jangan sampai aromanya tercium oleh orang lain. (agl)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram