Ingat Lima Perkara Sebelum Lima Perkara

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Sejatinya kehidupan manusia tidak terlepas dari pergerakan, sama seperti roda berputar kita semua tidak ada yang mengetahui  apa yang akan terjadi di hari esok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, bahkan satu detik kedepan apa yang akan terjadi tidak ada dari kita yang mengetahuinya. Jika allah sudah berkehendak maka segalanya tak ada yang tak mungkin. Allah hanya perlu mengatakan “jadilah” maka apa yang di kehendaki allah akan terjadi.

Sebagaiamana yang di jelaskan di dalam surat Al-‘Ashr

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr:1-3)

Oleh karena itu kita harus menyadari bahwasanya kita mempunyai 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara sangat baik bagi kita jika kita selalu mengingat hal tersebut, berdasarkan hadits dibawah ini :

عن عمرو بن ميمون قال النبي صلي الله عليه وسلم وهو يعظه , ﺇﻏﺗﻨﻢ ﺧﻤﺴﺎ ﻘﺒﻞ ﺧﻤﺲ؛ ﺷﺒﺎﺒﻚ ﻘﺒﻞﻫﺮﻤﻚ, ﻮﺼﺤﺗﻚ ﻘﺒﻞ ﺴﻘﻤﻚ  ٬ ﻮﻏﻨﺎﻚ ﻘﺒﻞ ﻓﻘﺮﻚ, ٬ﻮﻔﺮﺍﻏﻚ ﻘﺒﻞ ﺷﻐﻠﻚ , و ﺤﻴﺎﺗﻚ ﻘﺒﻞ ﻤﻮﺗﻚ٬

Artinya:

Dari ‘Amr bin Maimun. berkata Rasulullah SAW bersabda, dan Nabi sedang menasehati seorang rojul: “memanfaatkan lima keadaan sebelum datangnya lima; masa muda sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidup sebelum datang matimu”(HR. An-Nasa’i)

Memanfaatkan 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara.. hmmm apakah teman-teman sudah tau apa saja 5 perkara itu??? Baiklah mari kita bahas satu persatu

1. Sehat Sebelum Sakit

Sehat adalah anugerah yang tidak ternilai harganya, bayangkan jika nikmat sehat kita di cabut atau di ambil oleh Allah maka apa yang akan terjadi??? Jelas sangat tidak enak contoh kecilnya ketika seseorang mengalami sakit gigi apa yang terjadi?? Semua kegiatannya akan terganggu dan akan sibuk dengan rasa sakit yang dialaminya, tidur tidak makan terasa tidak enak..

Menurut sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu ‘Abbas, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda bahwasanya nikmat sehat dan waktu luang merupakan dua nikmat yang banyak membuat orang tertipu, berikut ini bunyi haditsnya.

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

      “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari)

Jadi kebanyakan manusia lalai dengan dua nikmat ini, yang seharusnya mereka dapat memanfaatkan dua nikmat ini dengan melakukan kebaikan namun kebanyakan manusia malah menumpuk dosa. Sayang banget ya teman-teman semoga kita termasuk orang-orang yang dapat menggunakan dua nikmat ini dengan melakukan kebaikan ya teman-teman amiin..

2. Muda Sebelum Tua

Masa muda adalah masa dimana semangat masih membara, harapan dan impian tinggi serta jiwa dan raga pun mendukung dalam mencapai target yang hendak dicapai. Namun  kebanyakan manusia lalai dengan waktu muda yang dimilikinya dengan menghabiskan waktunya dengan foya-foya, hura-hura dan main-main. Akan tetapi mereka lupa bahwa hidup hanya sementara, dengan jargon “Kecil dimanja, muda foya-foya, tua kaya raya, dan mati masuk surga”. Apakah mungkin seseorang yang hidupnya disibukkan dengan foya- foya ketika meninggal akan masuk surga? Jelas jawaban nya tidak akan mungkin. Semoga melalui risalah ini dapat membuat para pemuda sadar, sehingga mereka dapat memanfaatkan waktu mudanya dengan sebaik-baiknya.

Dalam surat At Tiin, Allah telah bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para Nabi ‘Ulul Azmi yaitu [1] Baitul Maqdis yang terdapat buah tin dan zaitun –tempat diutusnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam-, [2] Bukit Sinai yaitu tempat Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa ‘alaihis salam, [3] Negeri Mekah yang aman, tempat diutus Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setelah bersumpah dengan tiga tempat tersebut, Allah Ta’ala pun berfirman,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At Tiin [95]: 4-6)

Maksud ayat “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” ada empat pendapat. Di antara pendapat tersebut adalah “Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya sebagaimana di waktu muda yaitu masa kuat dan semangat untuk beramal.” Pendapat ini dipilh oleh ‘Ikrimah. “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”. Menurut Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Ibrahim dan Qotadah, yang dimaksudkan dengan bagian ayat ini adalah “dikembalikan ke masa tua renta setelah berada di usia muda, atau dikembalikan di masa-masa tidak semangat untuk beramal setelah sebelumnya berada di masa semangat untuk beramal”. Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda.

Dalam Hadits sebuah hadist Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.

Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakanserta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)

Nah dari ayat dan hadist diatas dapat kita simpulkan kehidupan kita di dunia ini hanya sementara dan sebentar mari kita manfaatkan waktu muda yang kita miliki dengan semangat beribadah dan menuntut ilmu karena sejatinya di akhirat nanti apa –apa yang telah kita lakukan di dunia ini akan dipertanggungjawabkan.

3. Kaya Sebelum Miskin

Kaya identik dengan memiliki banyak uang dan serba kecukupan. Kekayaan dapat menjadi penyelamat kita di akhirat dan dapat menjadi penghalang bagi kita untuk masuk surgaKetika kamu diberikan rezeki lebih, jangan gunakan rezeki itu untuk hura-hura karena ketika kamu jatuh miskin, kamu akan sadar betapa pentingnya beramal itu.

Rajin-rajinlah beramal ketika kamu diberikan rezeki yang lebih, seperti bersedekah kepada orang-orang miskin, membantu tunawisma dan membantu orang-orang yang tertindas. Gunakanlah kekayaanmu untuk menjemput ridho Allah dan ketika datang masa fakirmu, tetaplah beramal semampumu.

Mari kita simak firman allah di bawah ini:

Surah Al Baqarah Ayat 261

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Dapat kita simpulkan bahwa apa-apa yang kita keluarkan dijalan allah, maka allah akan menggantinya dengan melipatgandakan dari apa yang kita berikan. Semoga kita semua termasuk orang-orang beriman yang ahli shodaqoh agar harta kita dapat lebih bermanfaat dan menjadi penolong bagi kita di akhirat nanti.

4. Waktu Luang Sebelum Sibuk

Seringkali kita menunggu waktu luang untuk beribadah contohnya membaca Alquran, dimana kita mempunyai banyak urusan keduniaan sehingga kita merasa bahwa waktu 24 jam tidak cukup untuk menyelesaikan urusan dunia. Pernahkah kita menyadari bahwasanya semakin sibuk kita dengan urusan dunia maka Allah akan menyibukkan hati kita. Oleh karena itu luangkanlah waktu kita untuk beribadah tanpa menunggu waktu luang datang.

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

“Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah (dia) meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” HR. Tirmidzi no. 2317; Ibnu Majah no. 3976. Dinilai shahih oleh SyaikhAl-Albani

Sudah kita ketahui Bersama bahwa waktu yang kita miliki itu hanya sebentar maka jika kita sibuk dengan hal-hal yang tidak bermanfaat maka kita termasuk orang-orang yang merugi. Oleh karena itu mari kita lakukan hal-hal bermanfaat untuk mempersiapkan diri dan menabung pahala untuk masuk surganya Allah.

5. Hidup Sebelum Mati

Kematian merupakan suatu kepastian. Hanya Allah yang mengetahui waktu dan caranya. Sebab itu manusia diwajibkan bertaqwa dengan berbuat kebaikan sepanjang waktu dan mengingat serta menyebut asma Allah dalam setiap detik kehidupannya sebab kematian bisa datang kapan saja tanpa mengenal usia, status sosial, ataupun kondisinya, baik sehat maupun sakit jika sudah ajalnya maka manusia tak memiliki kemampuan apapun untuk menghindari nya

Sebagaimana firman allah dalam surat Al-imron-185

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Setiap yang bernyawa akan merasakan yang namanya kematian, tak memandang umur, tahta, tak memandang agama semua pasti akan menemui kematian. Sebelum ajal menjemput, marilah kita  berusaha mengepolkan amalan-amalan kita selama di dunia agar nanti di akhirat kelak kita tergolong orang-orang yang siap dan memiliki amalan yang cukup untuk masuk surganya Allah. Aamiin (Utami/Lines Sumbar)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram