I’tikaf

Al-Qur'an
Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Tidak terasa Bulan Ramadhan sudah kita lalui bersama, sebentar lagi kita akan sampai pada penghujung 10 hari akhir di Bulan Ramadhan. Bagaimana kabar amalan kita? Bagaimana kabar dosa-dosa kita? Apakah kita sudah senantiasa menghabiskan waktu di Bulan Ramadhan ini dengan semestinya, atau kita hanya banyak berlahan-lahan dan membuang-buang waktu?

Dari Abu Sa’id Al Khudriy Radliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam i’tikaf pada sepuluh malam pertengahan bulan dari Ramadlan lalu orang-orang mengikutinya. Hingga ketika malam kedua puluh satu, yaitu malam ketika Beliau kembali ke tempat i’tikaf Beliau, Beliau berkata: “Siapa yang telah beri’tikaf bersamaku maka hendaklah dia beri’tikaf pada sepuluh malam-malam akhir. Sungguh aku telah diperlihatkan tentang malam Lailatul Qadar ini namun kemudian aku dilupakan waktunya yang pasti. Maka carilah pada malam sepuluh akhir dan carilah pada malam yang ganjil.” Kemudian pada malam itu langit menurunkan hujan. Pada waktu itu atap masjid masih terbuat dari dedaunan hingga air hujan mengalir masuk kedalam masjid. Kemudian mataku memandang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang pada dahi Beliau ada sisa air dan tanah di waktu pagi pada hari kedua puluh satu.”

Dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang menegakkan lailatul qadar (mengisi dengan ibadah) karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barangsiapa yang melaksanakan shaum Ramadhan karena iman kepada Allah dan mengharapkan pahala (hanya dariNya) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

” إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُالْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ”

“Sesungguhnya Aku (Allah) menurunkan berita ini dalam malam Lailatul Qodar. Apakah yang engkau ketahui tentang Malam Lailatul Qodar? Lailatul Qodar lebih baik dari seribu bulan”.

Selain turunnya Lailatul Qodar sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah waktu untuk I’tikaf. Apakah I’tikaf itu? Itikaf adalah berdiam diri di dalam Masjid, dengan merenung, taqarrub (mendekat), beribadah, berzikir dan mohon ampunan kepada Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk mencari Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadlan. Sehingga ibadah I’tikaf sekaligus mencari Lailatul Qadar adalah dual combo alias dua keutamaan yang sungguh penuh rahmat dan barokah.

Akan tetapi, di tengah pandemi virus corona ini, kita tidak dapat melaksanakan i’tikaf di masjid. Pembatasan sosial berskala besar juga sedang dilaksanakan guna membatasi penyebaran virus corona lebih lanjut. Lalu apakah yang harus kita lakukan? Apakah I’tikaf boleh dilaksanakan selain di masjid?

Jawabannya tidak, I’tikaf tidak sah apabila tidak dilaksanakan di dalam masjid. Lantas, apabila kita tidak dapat melaksanakan I’tikaf, maka kita tetap dapat mengepolkan amalan yaitu mencari Lailatul Qodar. Mencari Lailatul Qodar tidak harus di masjid, kita bisa laksanakan di rumah bersama keluarga, misalkan berkumpul bersama, menjaga mata agar tidak ngantuk/tidur dan senantiasa mengisi waktu malam kita dengan ibadah-ibadah seperti sholat tarawih, sholat malam, berdzikir meminta ampun kepada Allah, berdo’a (di 1/3 malam juga terdapat waktu yang mustajab), membaca Al-Qur’an (juga dapat mengkhatamkannya) dan amalan-amalan sunnah lainnya. Salah satu dzikir yang bisa kita praktekkan dalam mencari Lailatul Qodar yaitu:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ القَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: ” قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

… dari ‘Aisyah, bercerita, saya bertanya,”Wahai Rasulallah sudikah kiranya engkau mengajari saya bila saya menjumpai malam Lailatul Qodar doa apa yang saya ucapkan waktu itu?” Nabi menjawab, berdoalah:

 “اَللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ”

 (Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan Maha Mulia, Engkau senang terhadap orang yang minta pengampunan, maka ampunilah saya)

[Hadist Sunan At-Tirmidzi No. 3513 Abwabul Da’wat]

Semoga kita senantiasa dapat menjadi hamba yang bisa meraih puncak kemuliaan pada bulan Ramadhan khususnya pada malam Lailatul Qodar, Allah ampuni dosa kita, dan Allah jadikan ibadah kita kedepannya bisa sebaik bahkan lebih baik daripada ibadah kita di bulan Ramadhan. Aamiin Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin (Nisa Ulkhairiyah / LINES Sumbar)

Gambar Oleh Mücahit Yıldız dari Pixabay

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

LDII Manokwari Bagikan Ratusan Baju Barokah

Manokwari (17/4). DPD LDII Kabupaten Manokwari bersama remaja menggelar pembagian baju barokah, di Aula Serbaguna Masjid Al-Mubarok, Manokwari. Kegiatan tersebut digelar selama 2 hari pada