Keharmonisan Dalam Rumah Tangga Part 2: Kewajiban Istri Terhadap Suami (Bagian I)

Sumber : Islamidia.com
Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Istri merupakan pendamping bagi suami sehingga harus dapat mendampingi dengan baik dan setia. Dalam membantu dan melancarkan tugas-tugas suami baik urusan dunia (ma’isyah) maupun urusan agama, seorang istri supaya ikut membantu sehingga yang berat terasa ringan dan yang sulit menjadi mudah. Istri yang baik dapat membahagiakan suami dan dapat menjaga kehormatan diri dan hartanya, sebagaimana diterangkan dalam alhadist:

“dari Abu Huroiroh dia berkata ditanya pada Rasulullah SAW manakah perempuan yang paling baik? Rasulullah SAW menjawab: adalah wanita yang membahagiakan suaminya ketika suaminya memandangnya dan wanita yang taat ketika suaminya memerintahnya dan wanita yang tidak menyelisihi suaminya didalam urusan dirinya dan hartanya dengan apa-apa yang dibenci suaminya” (HR. Nasa’i, K.Nikah).

              Sebagai wujud syukur dan ta’zhim terhadap suami, seorang istri agar selalu berusaha dapat menyenangkan dan menyejukkan hati suaminya baik dalam ucapan, perbuatan, sikap, cara berpakaian, berhias, masakannya dan dalam memberikan pelayanannya. Selalu taat apabila diperintah yang tidak ma’shiyat dan tidak menunda-nunda dalam mengerjakannya. Istri dapat menjaga martabat dan kehormatan suaminya dan rahasia rumah tangganya. Selalu nerimo ing pandum (menerima apa adanya) serta bersyukur kepada suami, dapat muzhid dalam mengatur dan membelanjakan harta suaminya. Terutama dalam menjaga kehormatan dirinya, bahkan selalu usaha tampil baik dan menggairahkan kepada suami.

              Rasulullah SAW bersabda:” sebaik-baik istri kalian adalah yang menjaga kehormatan dirinya dan tampil muda, yang dimaksud menjaga kehormatan diri adalah menjaga farji nya (tidak selingkuh/serong) dan gholimatun/tampil muda maksudnya menggairahkan dan mesra kepada suaminya” (HR Ad-Dailamy an Anas).

              Sosok istri seperti inilah yang disebut almaratussholihah yang menjadi dambaan suami, didunianya menjadi wanita teladan dan terpuji, diakhirat menjadi ratu disurga.

              Dari ‘Abdillah ibn ‘Amr sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “sesungguhnya dunia kesemuanya adalah kesenangan dan sebaik-baiknya kesenangan adalah istri yang sholihah” (HR. Nasa’i, K. Nikah).

              Dari ‘Abdirrahman ibn ‘Auf dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “apabila wanita telah mengerjakan sholat lima waktunya, puasa pada bulan Ramadhan, menjaga farjinya dan taat pada suaminya maka dikatakan kepadanya : masuklah engkau kedalam surga darimana saja pintu surga yang engkau kehendaki” (HR. Ahmad).

              Sebaliknya seorang istri jangan sampai menjadi beban berat bagi suaminya, melakukan perbuatan yang dapat menjadikan suaminya marah, sakit hati, kecewa, tersinggung dan malu, seperti menuntut atau meminta sesuatu yang diluar kemampuan suaminya, isrof, boros sampai kadang-kadang berhutang tanpa sepengetahuan suaminya, mudah marah kepada anak dan suami, menelantarkan anak-anaknya dan anak-anak suaminya, mudah mencaci dan sedikit-sedikit minta cerai/talaq, memuji atau menceritakan kelebihan laki-laki lain dihadapan suaminya, dll. Apalagi sampai berani membagi cintanya kepada laki-laki lain (selingkuh/zina) ini benar-benar wanita pengkhianat, la’nat jahannam – na’udzubillahi min dzalik. Bersambung

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram