Ketua LDII Gunungkidul Bicara Sejarah Kemerdekaan di Talkshow FKUB

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

 

GUNUNGKIDUL, 05/09 – Semangat kemerdekaan masih terngiang di benak kita bagaimana perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan. Sebagai anak bangsa, dalam momen kemerdekaan atau hari peringatan bersejarah lainnya selalui diingatkan jangan sampai melupakan sejarah. Sebagaimana yang disampaikan H.Nurasid SH saat menjadi narasumber dalam talkshow Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Gunungkidul. Talkshow disiarkan langsung melalui Dhaksinarga TV dan Radio Swara Dhaksinarga 89,9 FM, 25/08.

“Kita sebagai anak bangsa apa lagi sebagai generasi muda jangan sampai melupakan sejarah,” ucapnya. Nurasid terlebih dahulu mengajak untuk melakukan refleksi kemerdekaan Republik Indonesia ke 75. “Sebelum pernyataan Kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, pada tahun 1905 dan 1908 secara berturut-turut berdiri perkumpulan Serikat Dagang Islam yang akhirnya menjadi Syarikat Islam dan Boedi Oetomo. Selanjutnya berdiri Persis, Muhammadiyah dan NU,” papar Nurasid yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Gunungkidul. Nurasid melanjutkan, pada 1928 muncul pernyataan Sumpah Pemuda yang merupakan pernyataan ke Indonesiaan dengan serempak. Sumpah Pemuda adalah tonggak utama dalam sejarah Pergerakan Kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia dan Bahasa Indonesia. “Mengingat kembali peristiwa-peristiwa diatas sekedar mengungkap betapa besarnya peran ormas atau perkumpulan sebagai potensi yang akhirnya berkemampuan melahirkan solusi yaitu Kemerdekaan,” terangnya.

Keajaiban sejarah Indonesia antara tahun 1908-1928 bermunculan perkumpulan/ormas yang menandai kesadaran berbangsa. Bangsa Indonesia (28 Oktober 1928) telah ada mendahului eksistensi negara (17 Agustus 1945). Keadaan ini mengharuskan agar bangsa Indonesia selalu mengenal sejarah. “Kemudian di tahun 1955 menyelenggarakan Pemilu yang nyaris bersih, kemudian Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung yang dihadiri tokoh-tokoh besar Asia-Afrika (AA),” pungkas Nurasid.

Talkshow FKUB Gunungkidul ini mengangkat tema “Dengan Semangat HUT ke 75 RI Kita Kokohkan Kerukunan Antar Umat Beragama di Kabupaten Gunungkidul” yang bertujuan meningkatkan ukhuwah antara umat beragama. Narasumber lain dalam talkshow tersebut antara lain Khadirin, Sugino, Bambang Isbandi dan Ketua FKUB H Iskanto AR. Para narasumber yang hadir menekankan betapa pentingnya hubungan antar umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati dan menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya masing-masing.

Khadirin menyampaikan, dalam suasana kita masih merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 75 mudah-mudahan kita diberi kesehatan. Terkait keberagaman perbedaan di Indonesia ada agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Islam bahkan ada Konghucu tetapi selama ini Indonesia masih bisa menjaga kerukunan terutama di Gunungkidul. “Mari tetap dijaga karena tanpa kerukanan kehidupan beragama tidak bisa berjalan,” ajaknya.

Beberapa waktu lalu tempat-tempat ibadah sempat ditutup karena pandemik virus corona. Oleh karena itu, dari Kementerian Agama mensarankan untuk dibuka kembali seperti tempat-tempat ibadah Gereja, Pura, dan Masjid. “Apalagi seperti di masa pandemik sekarang ini. Sejarah harus tetap dipahamkan kepada generasi muda tentang sejarah perjuangan bangsa, bahwa kita ini tidak boleh meninggalkan sejarah,” tegas Sugino dalam materinya. Bambang Isbandi menyampaikan materi tentang kegotongroyongan masyarakat. Khususnya di masa pandemik saat ini, kekompakan masyarakat dan toleransi sesama masih tetap terjaga.

Di akhir acara talkshow, ketua FKUB Gunungkidul H Iskanto AR menyampaikan keanekaragaman bangsa Indonesia dengan “Salam Kerukunan”. Melalui berbagai kegiatan FKUB kali ini masyarakat dapat menerima sehingga kerukunan kekompakan tercipta dimasyarakat. Dalam mengantisipasi Pilkada Gunungkidul, FKUB selalu menyerukan dan mengajak kepada semua pihak untuk tetap menjaga kekompakan dan kerukunan apapun dan siapapun pilihannya. [lines/d86]

Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / rully kuswahyudi (editor)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram