Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Ma’ruf Amin mengatakan seorang pemimpin haruslah memiliki sosok yang dapat menjadi teladan sehingga menjadi solusi bagi kehidupan bernegara.
“Kalau pimpinan di semua tingkatan tidak hanya bagus dalam pidato, arahan, atau bicara, tapi bisa menjadi contoh teladan,” katanya.
Hal tersebut disampaikannya ketika melakukan berbuka bersama Ketua Umum Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Prof Abdullah Syam didampingi Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo, Chriswanto Santoso, Iskandar Siregar, Sekretaris Umum DPP LDII Doddy T. Wijaya, Sekretaris DPP LDII, Hasyim Nasution dan Bendara DPP LDII Moh. Amin Hadi.
Ia mengatakan pemimpin yang baik yaitu ketika berucap sesuai dengan perbuatannya, jujur dan amanah, dalam penegakan hukum tidak pandang bulu dan melakukan perbaikan-perbaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Insya Allah bangsa ini bisa maju tidak kalah dengan bangsa-bangsa yang telah maju lainnya,” kata dia.
Selain itu dirinya juga menjelaskan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan MUI membantu pemerintah dalam mendamaikan konflik di Afganistan dengan berlandaskan ideologi bangsa yaitu Pancasila. Tidak hanya mengenai Afganistan tapi juga mengenai terorisme, radikalisme, ekstremisme.
“Saya sering jelaskan bahwa jihad bukan hanya identik dengan perang tapi makna jihad itu luas. Indonesia ini bukan medan perang, ini negara yang damai. Jadi tidak tepat kalau Indonesia dijadikan medan jihad untuk perang sehingga muncul bom dan sejenisnya itu,” kata dia.
Dalam kesempatan ini DPP LDII melalui Ketua Umum DPP LDII, Abdullah Syam, dan Ketua DPP LDII, Prasetyo Sunaryo menceritakan rencana LDII menggelar Rakernas LDII yang akan diselenggarakan pada bulan Oktober 2018.