Jakarta (22/12). Pentingnya peran ibu dalam pembangunan nasional diingatkan oleh Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso, pada Hari Ibu, 22 Desember. Dalam menjaga keberlangsungan bangsa, seorang ibu juga memiliki fungsi yang strategis.
“Rasulullah ketika ditanya seorang lelaki, mengenai kepada siapa harus berbuat baik, beliau menjawab ibumu, ibumu, ibumu, lalu ayahmu,” kutip Chriswanto dari hadits Imam Bukhari.
Menurutnya, ibu memiliki peran yang besar dalam peradaban yang kian modern sehingga harus selalu dihormati. Bukan hanya karena kodrat seorang ibu untuk mengandung dan melahirkan, tapi ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya bahkan ketika masih didalam kandungan ibunya.
Disinilah peran penting seorang ibu dalam membangun generasi bangsa.
Selain pemerintah yang telah bekerja keras meningkatkan harkat martabat ibu, Chriswanto menekankan ormas-ormas Islam harus hadir dalam membantu membuat wanita kian berdaya.
Chriswanto menyebut sejak 1998, LDII secara rutin menggelar seminar keterampilan keorangtuaan ( parenting skill). Saat DPP LDII melansir platform e-pendidikan pondokkarakter.com, materi tentang ibu menjadi salah satu pembahasan utama.
“Berdaya dalam arti seorang ibu, harus memiliki kesadaran sebagai orang yang pertama kali, membina generasi penerus bangsa. Untuk itu harus memiliki pengetahuan dalam merawat putra putrinya,” imbuhnya.
Seorang ibu yang memiliki pengetahuan mengenai gizi, akan mengkonsumsi makanan bergizi agar bayinya tumbuh sehat dan sempurna. Dari sisi religi, seorang ibu yang selama mengandung kian mendekatkan diri kepada Allah, akan melahirkan generasi yang religius.
Saat lahir, sang ibu berperan besar dalam membangun karakter dan intelektualitas seorang anak, “Sekali lagi, seorang ibu yang berdaya, akan mengajari etika, karakter, dan membimbing sang anak meraih cita-citanya, agar berguna bagi bangsa dan negara, juga masyarakat di sekitarnya,” imbuh Chriswanto.
Apalagi pada saat usia anak-anak, mereka sangat dekat dengan ibunya. Bahkan, waktu seorang anak, umumnya paling banyak dihabiskan bersama orangtua mereka, “Inilah yang membuat seorang ibu memiliki fungsi strelategis dalam pengasuhan dan membangun karakter unggul seorang anak,” papar Chriswanto.
Senada dengan Chriswanto Santoso,
Nana Maznah Prasetyo, seorang pegiat psikologi pendidikan dan konselor keluarga, yang juga pengurus Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII, mengatakan dalam relasi orangtua dan anak, seorang ibu harus senantiasa mengembangkan dirinya.
Bila seorang ibu mampu mengembangkan potensinya, maka potensi seorang anak juga berkembang, “Dalam proses penanaman nilai, orangtua atau ibu juga melakukan kesalahan, untuk itu ia juga harus mempu menjelaskan kesalahan itu kepada anaknya,” ujar Nana.
Agar proses membina anak berjalan dengan baik, menurut Nana, komunikasi menjadi kunci, “Komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup. Kita menghabiskan sebagian besar hidup dari bangun sampai mau tidur melalui komunikasi,” ujarnya.
Bagi Nana, sangat penting orangtua meningkatkan ketrampilan komunikasinya, karena anak belajar dari cara orangtua berkomunikasi.
“Bila orang tua berkomunikasi dengan anak secara positif maka hubungan anak dengan orangtua akan terasa aman dan nyaman. Juga anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang utuh,“ simpulnya.
Senada dengan Ketua Umum, Ketua DPW LDII Provinsi Sumatera Barat Ari Sultoni mengatakan Ibu adalah madrasatul ‘ula (guru pertama) bagi anaknya. Semua tingkah lakunya akan ditiru. Selain itu, sebagai seorang istri, seorang ibu harus memiliki iman yang kuat, memiliki kesabaran dan mententramkan hati. Karena karakter bangsa terbentuk dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Di situlah ibu berperan.
Salah satu upaya melakukan pembelajaran bagi para ibu, LDII Sumatera Barat menggelar kegiatan parenting skill di tingkat Korda pada tahun 2019 lalu.