Gunungkidul (7/7). DPD LDII Kabupaten Gunungkidul turut serta dalam program Sekolah Penggerak Kerukunan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Gunungkidul pada 24–26 Juni 2025 di Hotel Cyka Raya, Wonosari. Program ini bertujuan mempromosikan kerukunan dan harmoni di tengah masyarakat melalui pendidikan dan kolaborasi lintas elemen.
Kegiatan ini dibiayai melalui Dana Keistimewaan DIY 2025, dengan Kesbangpol Gunungkidul bertindak sebagai pengarah, penyedia sumber daya, serta fasilitator antar lembaga untuk meningkatkan efektivitas program.
Sekretaris DPD LDII Gunungkidul, H. Wasita, menyambut baik program tersebut dan menilai visi yang diusung sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh LDII. “Kami sangat senang dan mendukung program ini, karena tujuan untuk meningkatkan kerukunan dan harmoni di masyarakat sangat sejalan dengan nilai-nilai yang kami anut,” ujarnya.
Senada, perwakilan dari Senkom Mitra Polri Gunungkidul, Tugiman juga menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif ini. “Kami sangat senang dan menganggap program ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kerukunan dan keamanan,” tuturnya.
Sebagai bagian dari orientasi lapangan, pada hari ketiga kegiatan para peserta melakukan kunjungan ke Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Surakarta. Kota ini dikenal sebagai salah satu kota toleran di Indonesia, sehingga kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mempelajari praktik-praktik baik dalam membangun kerukunan dan toleransi antarumat beragama.
Dalam sambutannya, Bupati Gunungkidul menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari Kota Surakarta dan menjadikan momen ini sebagai inspirasi membangun kerukunan di daerah. “Ini merupakan momen yang tepat untuk kita mengingat kembali nilai-nilai Pancasila sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati menekankan bahwa jika kelima sila Pancasila diringkas, maka ruh utamanya adalah nilai gotong royong. “Gotong royong dapat berjalan dengan baik jika didasari oleh kerukunan. Oleh karena itu, kita harus terus mempromosikan kerukunan dan toleransi di masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus bunuh diri akhir-akhir ini. Ia berharap para pimpinan ormas berperan aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kerukunan, toleransi, dan kesehatan mental.
Melalui kolaborasi antarlembaga dan organisasi kemasyarakatan, Sekolah Penggerak Kerukunan diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat persatuan dan menciptakan iklim sosial yang harmonis di Kabupaten Gunungkidul.
Oleh: Masgino Masgin (contributor) / Riska Sabillah (editor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng