Jambi (10/9). Aula Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jambi, Telanaipura, menjadi pusat dialog konstruktif dalam kegiatan bedah buku Nilai-nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII karya Ahmad. Acara yang digelar Sabtu (30/8) itu dihadiri sekitar 100 peserta dari unsur pemerintah, TNI, Polri, organisasi keagamaan dan kemasyarakatan, perguruan tinggi, serta pengurus DPD LDII se-Provinsi Jambi. Tujuannya membangun perspektif objektif melalui kajian literasi.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Provinsi Jambi, Rahmat Nuruddin, dalam sambutannya menyebutkan, buku ini diharapkan mampu menghadirkan hikmah berharga dan nilai-nilai positif yang bisa diteladani semua kalangan. “Nilai-nilai kebajikan tersebut diharapkan membawa kemaslahatan dengan konsep Islam rahmatan lil ‘alamin, yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam semesta. Hal ini penting untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah demi kemajuan bangsa,” ujarnya.
Rahmat menambahkan, bedah buku ini menjadi sarana memperluas pemahaman masyarakat tentang praktik kebajikan dalam LDII. “Mudah-mudahan stigma negatif yang masih melekat bisa terkikis dengan hadirnya pengetahuan yang lebih objektif,” ungkapnya.
Acara secara resmi dibuka oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi melalui Kabid Urusan Agama Islam (Urais), Fatahudin. Ia menekankan pentingnya moderasi beragama di Indonesia yang majemuk. “Upaya yang dilakukan LDII melalui kegiatan ini patut diapresiasi. Dari sinilah akan lahir pemahaman lebih dalam tentang bagaimana nilai kebajikan bisa diterapkan dalam kehidupan beragama maupun bermasyarakat,” katanya.
Fatahudin juga menjelaskan empat indikator moderasi beragama, yakni toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, dan akomodatif terhadap budaya lokal.
Diskusi ini menjadi semakin menarik karena buku karya Ahmad Ali dinilai unik: ia bukan berasal dari internal LDII, sehingga hasil riset panjang dan mendalam yang ia lakukan menghadirkan sudut pandang objektif dan ilmiah untuk menjawab berbagai narasi di masyarakat.
Selain paparan materi, acara diwarnai diskusi interaktif yang membahas pesan, gaya penulisan, dan nilai-nilai dalam buku. Kegiatan ini diharapkan tak hanya menambah wawasan, tetapi juga menumbuhkan budaya literasi dan pola pikir kritis, khususnya di kalangan generasi muda.
Bedah buku ini menjadi lebih dari sekadar ajang diseminasi karya tulis. Ia menjadi lompatan penting dalam merajut ukhuwah kebangsaan. Dengan membuka diri pada diskursus publik yang transparan dan berbasis riset, LDII Jambi tidak hanya berupaya mematahkan stigma negatif melalui kekuatan argumen, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai mitra konstruktif pemerintah dalam merawat moderasi beragama dan memperkuat pondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng