LDII : KEMITRAAN UMKM PERLU KONSOLIDASI

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan tulang pungung ekonomi Indonesia. UMKM ini terbuti mampu bertahan ditengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 hingga 1998. Setelah krisis ekonomi melanda kini UMKM diuji melalui pasar bebas ASEAN. Maka dari itu untuk mempertahankan dan menguatkan UMKM perlu adanya kemitraan antara Pemerintah, BUMN maupun perbankan Nasional.

Pada audiensi yang digelar oleh DPP LDII, Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo menyampaikan gagasan untuk UMKM dihadapan Wakil Menteri Luar Negeri, A.M. Fachir. Prasetyo menyampaikan rencana lokakarya UMKM ASEAN natinya akan mengundang berberapa ahli ekonomi ASEAN dan kiat-kita dalam menjalani UMKM. (1/4)

Demi mewujudkan acara tersebut DPP LDII mengundang instansi pemerintah termasuk Kementrian Luar Negeri dan Kementrian UMKM. Prasetyo berpendapat, LDII merasa perlu meminta saran dan masukan sebagai tambahan pengetahuan terutama terkait UMKM ASEAN. “Bentuk kemitraan seperti apa yang sesuai di UMKM dan bagaimana menangani cross cultural? Sebab, UMKM ini menjadi titik fokus dan perlu pendampingan serta pembagian sektor-sektor,” ujar Prasetyo. LDII berharap, adanya sinergitas dengan instansi-instansi terkait sehingga data yang dibutuhkan tentang UMKM dapat terkumpul. Termasuk melihat di sektor apa sajakah UMKM Indonesia.

A.M. Fachir menanggapi masukan tersebut, dengan mengatakan pentingnya konsolidasi lebih dalam antar pelaku UMKM. Menurutnya, konsolidasi ini menjadi prioritas, sehingga nantinya memudahkan menjalin kemitraan. Kemitraan dinilai belum siap jika belum berkonsolidasi secara internal.

A.M. Fachir dalam menanggapi tanggapan tersebut mengatakan bahwa konsolidasi antara pelaku UMKM sangat penting. Konsolidasi ini merupakan suatau prioritas, yang nantikan akan memudahkan terciptanya suatu kemitraan. Kemitraan tidak akan trercipta jika belum adanya konsolidasi secara internal.

“Indonesia merupakan sub-bagian produsen utama pada saaat ini, hal ini dibuktikan dengan besarnya peluang yang dimiliki oleh Indonesia sebagai penyuplai,” Ujar Fachir. Dilihat pada permasalahan yang dihadapi pada saat ini Vietnam memanfaatkan lahan yang dimiliki oleh Indonesia dengan cara menggali dan mengambil bahan baku kemudian menjualnya ke luar negeri. Hal ini semakin diperparah dengan banyakya keuntungan yang diambil oleh pihak lain dari kegiatan impor beras.

“Yang pertama harus memahami kapasitas Indonesia dalam bermitra. Bagaimana Indonesia menjalin kemitraan dan ada baiknya bermitra di kalangan kita sendiri, sehingga memunculkan potensi dalam negeri,” ujar Fachir. Dia meyakini meningkatnya kapasitas dan dapat berdaya saing di negeri sendiri. Hal itulah yang mendorong Fachir menekankan pentingnya konsolidasi. Fachir menjelaskan, yang dimaksud konsolidasi agar tahu persoalan masing-masing pihak sehingga mudah memetakan masalah.

Terlebih lagi, UMKM dituntut melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik, cepat berubah, berkualitas tinggi dengan harga murah. Harapannya, UMKM berkembang positif memberikan kontribusi dalam menanggulangi permasalahan.

Kesimpulannya, bukan berarti kemitraan dalam UMKM tidak penting. Dilansir infoukm.wordpress.com, kemitraan penting bagi UMKM sebab menjadi jalur pengembangan bagi UMKM itu sendiri, dimana umumnya mengalami kesulitan tanpa adanya partisipasi dengan perusahaan yang lebih besar.

Ditinjau dari tiga sudut pandang, secara ekonomi, kemitraan ini menuntut efisiensi, produktivitas, peningkatan kualitas produk, penekanan biaya produksi, pencegahan fluktuasi suplai, penekanan biaya penelitian dan pengembangan, serta peningkatan daya saing. Dari segi moral, kemitraan menunjukkan adanya upaya kesetaraan dan kebersamaan. Sedangkan dari segi sosial politik, kemitraan mencegah kesenjangan sosial dan gejolak politik.

Hal tersebut dapat dicapai, selama kemitraan yang dilakukan berdasarkan prinsip saling memperkuat, memerlukan dan menguntungkan atau disebut juga etika berbisnis. (LINES SUMBAR)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram