Meraih 5 Kesuksesan dalam Bulan Ramadhan

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan. Segala amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya begitupula dengan amal kejelekan. Ramadhan merupakan momentum bagi kita umat islam untuk berlomba-lomba mencari dan menabung pahala amal kebaikan sebanyak-banyaknya.

1. Puasa

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Rabb kalian berfirman: Setiap kebaikan diberi pahala sebanyak sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, sedangkan puasa diperuntukkan untuk-Ku dan aku sendiri yang akan memberi pahala puasanya (tanpa batasan jumlah pahala), puasa merupakan perisai dari api neraka, dan bau mulut orang yang berpuasa, lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya minyak wangi dan jika salah seorang diantara kalian mengajakmu bertengkar padahal dia sedang berpuasa, maka katakanlah sesungguhnya saya sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi)

كُلُّ عَمَل ابْن ادم لَهُ الاّ الصوم . . .

Segala sesuatu amalan telah diketahui besar takaran pahalanya kecuali puasa. Bahkan, malaikat pencatat amal sendiri saja tidak mengetahui ganjaran/pahala apa yang Allah berikan pada orang yang berpuasa, karena Allah langsung yang memberi ganjaran/pahala.

Puasa merupakan perisai dari api neraka. Definisi puasa menurut bahasa adalah menahan, sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan makan, minum, hawa nafsu mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Ketika seseorang sudah dapat mengetahui definisi puasa, maka ia akan mengekang/menahan hawa nafsunya dan tidak akan mengikuti/menuruti pada hawa nafsunya.

“Barang siapa yang menjumpai pada bulan Ramadhan, maka dia supaya berpuasa pada bulan ramadhan” (QS. Al-Baqarah ayat 185)

                  Selain diharuskan untuk menahan hawa nafsu, seseorang juga harus menghindari perkataan dusta / perbuatan dusta. Ketika ia berpuasa namun tetap mengerjakan perbuatan dusta / berkata yang dusta, maka puasanya tetap sah, tetapi ada atau tidaknya pahala tergantung besarnya perbuatan dusta yang dikerjaan. Perbuatan atau ucapan dusta itu dapat mengurangi pahala atau bahkan menghilangkannya.

Dalam hadits dijelaskan, islam dibangun diatas lima (landasan): persaksian tidak ada sesembahan yang patut disembah selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadhan”.

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 

Artinya barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan puasa hari ‘Asyura’ (10 Muharam) lalu memerintahkan (para sahabat) untuk melaksanakannya pula. Setelah Allah mewajibkan puasa Ramadhan pada tahun ke-2 setelah Nabi hijrah, maka puasa hari ‘Asyura’ ditinggalkan.

2. Shalat Tarawih

Dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman bahwasanya dia bertanya kepada ‘Aisyah radliyallahu ‘anha tentang cara shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan. Maka ‘Aisyah menjawab: “Tidaklah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (melaksanakan shalat malam) di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya lebih dari sebelas raka’at, Beliau shalat empat raka’at, maka jangan kamu tanya tentang bagus dan panjangnya kemudian Beliau shalat empat raka’at lagi dan jangan kamu tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian Beliau shalat tiga raka’at. Lalu aku bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum melaksanakan witir?” Beliau menjawab: “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, namun hatiku tidaklah tidur.” (HR. Bukhari)

Awal mulanya disunnahkannya shalat tarawih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam keluar kamar di tengah malam untuk melaksanakan shalat di masjid. Maka orang-orang kemudian ikut shalat mengikuti shalat Beliau. Pada waktu paginya orang-orang membicarakan kejadian tersebut sehingga pada malam berikutnya orang-orang yang berkumpul bertambah banyak lalu ikut shalat dengan Beliau. Pada waktu paginya orang-orang kembali membicarakan kejadian tersebut. Kemudian pada malam yang ketiga orang-orang yang hadir di masjid semakin bertambah banyak lagi lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar untuk shalat dan mereka ikut shalat bersama Beliau. Kemudian pada malam yang keempat, masjid sudah penuh dengan jama’ah hingga akhirnya Beliau keluar hanya untuk shalat subuh. Setelah Beliau selesai shalat fajar, Beliau menghadap kepada orang banyak kemudian Beliau membaca syahadat lalu bersabda: “Amma ba’du, sesungguhnya aku bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam). Akan tetapi aku takut nanti menjadi diwajibkan atas kalian sehingga kalian menjadi keberatan karenanya.” Kemudian setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia, sunnah shalat (tarawih) terus berlangsung seperti itu. (HR. Bukhari)

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Abdul Qariy bahwa dia berkata: Aku keluar bersama ‘Umar bin Al Khaththab radliyallahu ‘anhu pada malam Ramadhan menuju masjid, ternyata orang-orang shalat berkelompok-kelompok secara terpisah-pisah, ada yang shalat sendiri dan ada seorang yang shalat diikuti oleh ma’mum yang jumlahnya kurang dari sepuluh orang. Maka ‘Umar berkata: “Aku pikir seandainya mereka semuanya shalat berjama’ah dengan dipimpin satu orang imam, itu lebih baik.” Kemudian ‘Umar memantapkan keinginannya itu lalu mengumpulkan mereka dalam satu jama’ah yang dipimpin oleh Ubay bin Ka’ab. Kemudian aku keluar lagi bersamanya pada malam yang lain dan ternyata orang-orang shalat dalam satu jama’ah dengan dipimpin seorang imam, lalu ‘Umar berkata: “Sebaik-baiknya tambahan adalah ini.” Dan mereka yang tidur terlebih dahulu adalah lebih baik daripada yang shalat awal malam, yang ia maksudkan untuk mendirikan shalat di akhir malam, sedangkan orang-orang secara umum melakukan shalat pada awal malam. (shalat tarawih) (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menunaikan shalat pada malam bulan Ramadlan (shalat tarawih) dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni.” (HR. Muslim)

3. Tadarus Al-Qur’an

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ

Artinya janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Maksudnya Allah mengumpulkannya di dalam dadamu (untuk dihafalkan) dan kemudian kamu membacanya.

Dalam hadits dijelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya, Jibril ‘alaihis salam datang menemui Beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al Qur’an) hingga Al Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril ‘alaihis salam datang menemui Beliau, maka Beliau adalah orang yang paling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berhembus.

Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an seperti jeruk lemon, rasanya enak dan baunya wangi, dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur’an seperti kurma, rasanya enak namun tidak berbau, dan perumpaman orang durhaka yang membaca Al Qur’an seperti buah raihana, baunya wangi namun rasanya pahit, dan perumpamaan orang durhaka yang tidak membaca Al Qur’an seperti buah handhalah, rasanya pahit dan tidak berbau.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf dan MIIM satu huruf.”

Oleh karena itulah, menyempat-nyempatkan diri untuk tadarus Al Qur’an di bulan Ramadhan adalah sebuah ibadah yang sangat bernilai pahalanya. Apalagi kalau kebiasaan baik ini juga dapat diterapkan seusainya bulan Ramadhan. Dengan memperbanyak tadarus manfaat lain yang bisa didapatkan adalah yang awalnya masih kurang lancar bisa menjadi lebih lancar lagi bacaannya dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda pula. Ditargetkan agar dapat mengkhatamkan 30 juz juga sangat mungkin dicapai, agar tidak berat memulainya misalkan membuat target setiap sehabis shalat 5 waktu membaca 2 lembar/4 halaman. Dengan niat karna Allah dan tekad yang kuat insya Allah mengkhatamkan Al Qur’an di bulan Ramadhan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin.

4. Lailatul Qadar

Sepuluh hari yang akhir di bulan ramadhan, terdapat satu malam yang lebih mulia dari seribu bulan yaitu malam Lailatul Qadar. Beribadah di malam Lailatul Qadar, pahalanya lebih baik daripada pahala beribadah selama seribu bulan. Karena kita tidak tahu kapan pastinya malam Lailatul Qadar tersebut, maka strategi untuk mendapatkannya adalah meningkatkan amal ibadah kita di sepuluh malam terakhir ramadhan dengan melaksanakan i’tikaf. Yang dimaksud i’tikaf adalah diniati memperbanyak beribadah di dalam masjid, tidak keluar dari masjid.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan i’tikaf pada sepuluh malam yang awal dari Ramadhan, dan kami juga ikut beri’tikaf bersama beliau. Lalu datanglah Malaikat Jibril berkata: “Sesungguhnya apa yang kamu cari ada di depan kamu (pada malam berikutnya).” Maka Beliau beri’tikaf pada sepuluh malam pertengahannnya dan kami pun ikut beri’tikaf bersama Beliau. Kemudian Malaikat Jibril datang lagi dan berkata: “Sesungguhnya apa yang kamu cari ada di depan kamu (pada malam berikutnya).” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri memberi khuthbah kepada kami pada pagi hari di hari kedua puluh dari bulan Ramadhan, sabdanya: “Barangsiapa sudah beri’tikaf bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka pulanglah, karena aku diperlihatkan (dalam mimpi) Lailatul Qadar namun aku dilupakan waktunya yang pasti. Namun dia ada pada sepuluh malam-malam akhir dan pada malam yang ganjil. Sungguh aku melihat dalam mimpi, bahwa aku sujud di atas tanah dan air (yang becek).” Pada masa itu atap masjid masih terbuat dari daun dan pelepah pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu di atas langit hingga kemudian datang awan dan turunlah air hujan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama kami hingga aku melihat sisa-sisa tanah dan air pada wajah dan ujung hidung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bukti kebenaran mimpi beliau.

“Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan.”

Dengan sukses melaksanakan i’tikaf pada sepuluh malam yang akhir, Insya Allah kita akan bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.

5. Zakat Fitrah

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah shalat maka itu hanya sedekah diantara berbagai sedekah.

Kewajiban membayar zakat fitrah ini berlaku untuk seluruh umat islam, baik bayi yang baru lahir hingga orang yang sudah lanjut usia dan tidak memandang miskin maupun kaya. Maka dari itu hendaknya kepada tetangga muslim kita yang kurang beruntung, kita bisa membantunya dalam memenuhi kewajiban membayar zakat fitrah dan dapat merayakan hari Iedul Fitri.

Dalam menunaikannya, atas anak-anak, orang dewasa, laki-laki, wanita, orang merdeka dan budak agar ditunaikan sebelum orang-orang keluar untuk melakukan shalat. Waktu di zaman Nabi, zakat yang ditunaikan berupa gandum, kurma, susu kering, anggur dan kismis. Di Indonesia yang makanan pokoknya adalah beras, maka zakat yang ditunaikan adalah beras.

Banyaknya pahala dan kebaikan yang dijanjikan Alloh di bulan Ramadhan hendaknya menjadi motivasi dan tantangan bagi kita agar dapat meraih 5 sukses ini. Semoga kita tergolong sebagai orang yang berhasil meraih lima sukses Ramadhan dan semoga Alloh SWT memberikan ridhoNya kepada kita semua. Amiin. (Nisa/Lines Sumbar)

Sumber gambar : https://onehdwallpaper.com/

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram