Cipta Praja (22/8). PAC LDII Cipta Praja menghadiri acara tasyakuran di lapangan sepak bola desa memperingati Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia, pada Jumat, (16/8). Acara tersebut dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, alim ulama, dan tokoh pemuda. Tasyakuran ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Ketua panitia acara, Astiri Agung Meinar, dalam laporannya menyampaikan pertanggungjawaban terkait pengelolaan dana selama penyelenggaraan kegiatan ini. Ia juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan donatur yang telah memberikan dukungan, baik dalam bentuk materi maupun tenaga, sehingga acara tasyakuran dapat berjalan dengan lancar. “Dukungan dari semua pihak sangat berarti bagi keberhasilan acara ini, dan kami sangat berterima kasih atas partisipasi yang diberikan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Cipta Praja, Zaenuri, mengajak seluruh masyarakat untuk selalu mengingat jasa para pahlawan yang telah berjuang keras untuk kemerdekaan Indonesia. Beliau menegaskan bahwa kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia bukanlah hadiah dari penjajah, melainkan hasil dari perjuangan panjang para pahlawan. “Kemerdekaan ini bukan hadiah dari penjajah, tapi hasil dari perjuangan,” tegasnya.
Selain itu, Zaenuri juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang akan datang. “Meskipun kita mungkin berbeda pilihan dalam pemilu, seperti bias aja guyub rukun karo tonggo,” tambahnya.
Di tempat terpisah, Ketua PAC LDII Cipta Praja, Prasojo, memberikan apresiasi atas suksesnya acara tasyakuran ini. Menurut Prasojo, acara tasyakuran ini tidak hanya menjadi ajang perayaan semata, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan memperkuat partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
“Acara ini menunjukkan komitmen LDII dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan berperan aktif dalam kehidupan sosial,” kata Prasojo. Acara tasyakuran ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Rosyid.
Oleh: Daud SOBRI (contributor)
Kunjungi berbagai website LDII
DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng