SIAPA DIRIMU..?!

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku Muslim…
Mari kita belajar jujur pada diri kita sendiri, apapun yang kita perbuat dalam kehidupan ini, sejujurnya kita tahu apa yang telah kita perbuat. Kita juga tahu akan dampak dari apa yang kita perbuat, baik mengerjakan kebaikan maupun kemaksyiatan. Namun terkadang tak kala kita mengerjakan kemaksyiatan dan hati kita telah dikuasai pengaruh iblis, sadarpun kita dengan perbuatan maksyiat itu, kita enggan segera menghentikan dengan dalih ah… tanggung.. ” ah… terlanjur…” ah kepalang basah… dan segudang alasan untuk kita enggan segera meninggalkan kemaksyiatan itu.


مَنْ عَمِلَ صٰلِحًا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۖ ثُمَّ إِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Barang siapa mengerjakan kebajikan, maka itu untuk dirinya sendiri dan barang siapa mengerjakan kejelekkan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri; kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan. [QS. Al-Jasiyah: Ayat 15]

Saudaraku Muslim…
Perbuatan kita adalah cermin dari siapa diri kita dan dimana tempat kita kelak di akhirat nanti, seperti petunjuk Rosululah dalam hadits berikut ini :

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ الْقَعْنَبِيُّ عَنْ مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أُنَيْسَةَ أَنَّ عَبْدَ الْحَمِيدِ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زَيْدِ بْنِ الْخَطَّابِ أَخْبَرَهُ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ يَسَارٍ الْجُهَنِيِّ
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ سُئِلَ عَنْ هَذِهِ الْآيَةِ
{ وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ..الاعرافو١٧٢ }
قَالَ قَرَأَ الْقَعْنَبِيُّ الْآيَةَ فَقَالَ عُمَرُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ آدَمَ ثُمَّ مَسَحَ ظَهْرَهُ بِيَمِينِهِ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ ذُرِّيَّةً فَقَالَ خَلَقْتُ هَؤُلَاءِ لِلْجَنَّةِ وَبِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ يَعْمَلُونَ ثُمَّ مَسَحَ ظَهْرَهُ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ ذُرِّيَّةً فَقَالَ خَلَقْتُ هَؤُلَاءِ لِلنَّارِ وَبِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ يَعْمَلُونَ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَفِيمَ الْعَمَلُ فَقَالَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلْجَنَّةِ اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُدْخِلَهُ بِهِ الْجَنَّةَ وَإِذَا خَلَقَ الْعَبْدَ لِلنَّارِ اسْتَعْمَلَهُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى يَمُوتَ عَلَى عَمَلٍ مِنْ أَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ فَيُدْخِلَهُ بِهِ النَّارَ.رواه سنن ابى داود

Telah menceritakan kepada kami Abdullah Al Qa’nabi dari Malik dari Zaid bin Unaisah bahwa Abdul Hamid bin ‘Abdurrahman bin Zaid Ibnul Khaththab ia mengabarkan kepadanya dari Muslim bin Yasar Al Juhani bahwa Umar Ibnul Khaththab pernah ditanya tentang ayat ini dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka (Qs. Al A’raf: 172)

Al Qa’nabi membaca ayat tersebut, lalu Umar berkata, Aku juga pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang ayat itu, lalu beliau menjawab; “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam, lalu Allah mengusap punggungnya dengan tangan kanan-Nya hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya”.

Kemudian Allah berfirman: “Aku menciptakan mereka untuk masuk surga dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk surga. kemudian Allah kembali mengusap punggung Adam hingga keluarlah keturunan Adam dari punggungnya. Setelah itu Allah berfirman: “Aku menciptakan mereka untuk masuk neraka dan mereka akan beramal dengan amalan-amalan penduduk neraka.”

Seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, lalu untuk apa gunanya beramal?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam surga maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk surga, sehingga ia mati dengan amalan penduduk surga lalu memasukkannya ke dalam surga. Dan jika Allah menciptakan seorang hamba untuk masuk ke dalam neraka maka Ia akan menjadikannya beramal dengan amalan penduduk neraka, sehingga ia mati dengan amalan penduduk neraka lalu memasukkannya ke dalam neraka”.

Dengan petunjuk hadits di atas maka sejujurnya kita pun tau siapa diri kita, termasuk orang iman atau tidak termasuk orang iman, surga tempat kita atau neraka yang akan kita huni.

Jika kita merasa orang iman dan pantas masuk surga maka tunjukkan, bersikap dan beramallah seperti amalannya orang-orang ahli surga, jangan mengaku kita sabagai orang iman akan tetapi sikap dan amalan kita tidak mencerminkan sebagai calon ahli surga.

© Ust.H. Noer Hidayatulloh (H.Arofah Almubarok)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram