Silaturahmi dengan LDII, Ketua MUI Jateng: Budaya Saling Memaafkan Mencegah Perpecahan Bangsa

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

SEMARANG (2/6). Umat Islam itu ibarat satu tubuh, jika ada salah satu bagian yang sakit, maka semuanya ikut sakit dan seperti satu bangunan yang masing-masing komponen saling menguatkan. Itulah pesan tausyiah Ketua MUI Jateng, DR KH Ahmad Darodji M.Si dalam silaturahim bertema kebangsaan yang diadakan DPW LDII Jateng di Ruang Guntur, Hotel Grasia Semarang Jawa Tengah, 01/06.

Bertepatan dengan Hari Lahirnya Pancasila, DPW LDII Jateng mengangkat tema “Budaya Saling Memaafkan, dengan Tujuan Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa” perhelatan ini juga kembali mengangkat nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam sambutannya, Ketua MUI Jateng mengapresiasi tema yang diangkat LDII yaitu budaya memaafkan, “Budaya minta maaf ini penting, karena setelahnya akan timbul ikhlas antar sesama,” katanya.

KH Ahmad Darodji mengingatkan, jika umat Islam diibaratkan sebagai satu jasad yang utuh. Yang mana, apabila salah satu bagian sakit, maka semua ikut merasakan sakit. “Nabi Muhammad mengibaratkan kita ini seperti satu jasad yang satu, kalau ada bagian yang sakit semuanya ikut merasakan sakit. Artinya saling menguatkan satu sama lain,” imbuhnya.

Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Prof DR Singgih Tri Sulistiyono M.Hum berharap acara ini dapat mempererat tali persaudaraan. Dengan memaafkan, perpecahan dapat dihindari. “Salah satu inti yang bisa dijadikan formula adalah sikap saling memaafkan yang perlu menjadi budaya. Semua bibit perpecahan atau kekerasan dapat dicegah dan diselesaikan,” kata Singgih.

Singgih juga mendorong warga LDII untuk melaksanakan moderasi beragama. Sesuai dengan arahan dari Kementerian Agama dan MUI untuk melakukan moderasi beragama, serta terus silaturrahim dan konsultasi dengan jajaran pemerintah.

Wujud dari upaya ukhuwah islamiyah dan wathoniyah, LDII terus mengundang para stakeholder pemerintah, MUI, atau ormas Islam yang lain. “Silaturrahim adalah salah satu pondasi persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Singgih.

Pada kesempatan itu juga Singgih menyampaikan mengenai 8 klaster program yang utamanya adalah klaster kebangsaan, agar menciptakan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda. Lalu juga klaster dakwah yang menargetkan tri sukses generasi penerus, yakni generasi yang alim-faqih, berakhlak mulia, dan mandiri.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, H. Mustain Ahmad, S.H., M.H dalam sambutannya menyampaikan bahwa semangat silaturrahim dari LDII patut diapresiasi, “Mencintai Indonesia sama saja merawat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kondisi masyarakat yang berbeda adalah agar saling mengenal satu sama lain dan terus semangat bersilaturrahim,” ujarnya.

Dirbinmas Polda Jateng, Kompol Hasyin Setyawan menambahkan kegiatan silaturahim kebangsaan ini perlu dikembangkan semua ormas. Agar dapat berkolaborasi, semua ormas supaya bisa mempererat persatuan dan kesatuan bangsa dan menghindari segala bentuk perpecahan.

“Saya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan LDII ini dan untuk generasi penerus bangsa bisa meniru kegiatan LDII ini dengan merangkul semua elemen bangsa tidak hanya ormas keagamaan tapi juga kemasyarakatan untuk mempererat tali persaudaraan dan persatuan,” pesannya.

Kegiatana digelar secara luring dan daring diikuti 35 DPD LDII se Jawa Tengah. Selain Ketua MUI Jateng dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jateng, hadir juga Ketua FKUB Jateng KH Taslim Syahlan, Binmas Polda Jateng yang diwakili Kompol, perwakilan NU dan Muhammadiyah serta Kesbangpol. (catur waskito Edy/tribun)

 

Oleh: Rully Sapujagad (contributor) / olive (editor)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram