Tanamkan Kemandirian, Sakocab SPN Kota Mojokerto Gelar Persami Penggalang

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Kota Mojokerto (3/7) – Sakocab Sekawan Persada Nusantara (SPN) Kota Mojokerto menyelenggarakan perkemahan sabtu minggu (Persami) Penggalang dan Evaluasi Caberawit dan Pra Remaja pada Sabtu-Minggu, 1-2 Juli 2023. Diikuti sekitar 226 peserta, kegiatan dipusatkan di halaman Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM) Al Hikmah, Jalan Raya Surodinawan No. 77, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan gerakan pramuka Sakocab SPN Kota Mojokerto. Selain untuk memberikan program materi kepramukaan, kegiatan ini dilaksanakan agar peserta didik bisa menjadi individu yang berakhlakul karimah dan mandiri.

“Evaluasi caberawit dan pra remaja dilakukan dalam rangka menindaklanjuti kurikulum TPQ yang berbasis masjid di bawah naungan LDII di Kota Mojokerto,” kata Ketua Sakocab SPN Kota Mojokerto, Kun Prayitno.

Peserta Persami, imbuhnya, tersebar dari siswa kelas IV-VI SD dan siswa kelas VII-IX. “Mereka didampingi oleh 35 orang panitia dan 60 orang dewan guru evaluasi yang terdiri dari mubalig mubalighat,” katanya.

Kun berharap, melalui kegiatan ini para peserta bisa lebih mengedepankan praktik alim fakih, akhlakul karimah, dan mandiri. “Baik di penjelajahan maupun kegiatan keterampilan lainnya,” tutupnya.

Kegiatan Persami Penggalang dibuka secara resmi oleh Wakil Mabi Sakocab SPN Kota Mojokerto, Imam Tohari. Acara persami juga dimeriahkan dengan penampilan pentas seni, renungan malam, kreativitas penampilan seperti pencak silat PERSINAS ASAD.

Pada kesempatan itu, turut hadir Ketua Sakoda SPN DIY yang diwakili Wakil Ketua Sakoda SPN DIY Alek Rahmad Hasyi, SIP. Alek mengatakan, acara persami beralngsung lancar dan meriah.

“Anak-anak ingin acara seperti itu dilaksanakan rutin satu tahun sekali, para pembina juga sangat bersemangat,” ujarnya.

Menurutnya, untuk menanamkan kemandirian salah satunya pada kegiatan makan, alangkah baiknya bila peserta memasak senidiri, “Minimal satu kali makan, atau justru diadakan lomba,” tutupnya.

 

Oleh: Uyun Kusuma (contributor) / Faqihu Sholih (editor)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram