Islam adalah agama yang mengajarkan manusia untuk memiliki akhlak yang luhur dan mulia. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya dalil-dalil yang memerintahkan kita memiliki akhlak yang mulia dan menjauhi akhlak tercela. Ada banyak macam akhlak tercela yang harus kita hindari, salah satunya adalah sifat sombong. Sombong bukanlah orang-orang yang berpakaian mewah dan memakai pehiasan, tetapi sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Adapun dalil yang menjelaskan mengenai pengertian sombong adalah sebagai berikut :
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
“Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl: 23)
حَدَّثَنَا أَبُو مُوسَى مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ رَجُلًا جَمِيلًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي رَجُلٌ حُبِّبَ إِلَيَّ الْجَمَالُ وَأُعْطِيتُ مِنْهُ مَا تَرَى حَتَّى مَا أُحِبُّ أَنْ يَفُوقَنِي أَحَدٌ إِمَّا قَالَ بِشِرَاكِ نَعْلِي وَإِمَّا قَالَ بِشِسْعِ نَعْلِي أَفَمِنْ الْكِبْرِ ذَلِكَ قَالَ لَا وَلَكِنَّ الْكِبْرَ مَنْ بَطِرَ الْحَقَّ وَغَمَطَ النَّاسَ.رواه ابوداود
Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad Ibnul Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Muhammad dari Abu Hurairah ia berkata, “Seorang laki-laki datang menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam laki-laki itu seorang yang tampan dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku menyukai keindahan, dan aku juga diberi keindahan sebagaimana yang engkau lihat, sampai-sampai aku tidak suka jika ada seseorang yang melebihiku – mungkin ia mengatakan, meskipun berupa sandal atau tali sandal, apakah itu bagian dari rasa sombong?” Beliau menjawab: “Tidak, Akan tetapi Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Abu Daud, No. 3569)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.” (HR. Muslim, No. 91)
Sifat sombong merupakan sifat merusak, yang dapat hinggap pada diri siapa saja. Baik itu seorang pemimpin, rakyat biasa, ataupun seorang ulama. Semuanya dapat terkena salah satu penyakit hati ini. Ingatlah akibat yang timbul dari sifat sombong. Orang yang sombong hanya akan mendapat murka Allah, dijauhkan dari hidayah dan membuat kita mengabaikan perintah-Nya. Orang yang sombong hanya akan menjadi penghuni neraka layaknya iblis yang sombong kepada Adam AS. Seperti Qarun yang sombong dengan hartanya pada jaman Nabi Musa ataupun Firaun yang sombong untuk menyembah pada penciptanya. Jadi apakah kita yakin masih mau sombong ?, adapun ancaman yang diberikan oleh Allah bagi orang sombong adalah dimasukkannya orang tersebut ke dalam neraka, hal tersebut berdasarkan dalil-dalil di bawah ini :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ ح و حَدَّثَنَا هَنَّادٌ يَعْنِي ابْنَ السَّرِيِّ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ الْمَعْنَى عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ قَالَ مُوسَى عَنْ سَلْمَانَ الْأَغَرِّ وَقَالَ هَنَّادٌ عَنْ الْأَغَرِّ أَبِي مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ هَنَّادٌ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا قَذَفْتُهُ فِي النَّارِ
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Hannad -maksudnya Hannad bin As Sari- dari Abu Al Ahwash secara makna, dari Atha bin As Saib berkata; Musa berkata; dari Salman Al Aghar. Hannad berkata dari Al Aghar Abu Muslim dari Abu Hurairah. Hannad berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Allah Azza Wa Jalla berfirman: : “Kesombongan adalah selendang-Ku, kebesaran adalah sarung-Ku, barangsiapa mengambil salah satu dari keduanya dari-Ku, maka ia akan Aku lemparkan ke dalam neraka.” (HR. Abu Daud, No. 3567)
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنِ الْأَغْرِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْنِي قَالَ اللَّهُ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي فَمَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا أَدْخَلْتُهُ جَهَنَّمَ
Telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah memberitakan kepada kami Sufyan dari ‘Atho` bin As Sa`ib dari Al Aghar dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah berfirman: “Kesombongan adalah selendang-Ku dan kebesaran adalah sarung-Ku, maka barangsiapa mengambil salah satunya dari-Ku, Aku akan memasukkannya ke dalam neraka Jahannam.” (HR. Ahmad, No. 8539)
حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ الْأَغَرِّ أَبِي مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ الْكِبْرِيَاءُ رِدَائِي وَالْعَظَمَةُ إِزَارِي مَنْ نَازَعَنِي وَاحِدًا مِنْهُمَا أَلْقَيْتُهُ فِي جَهَنَّمَ
Telah menceritakan kepada kami Hannad bin As Sari telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari ‘Atha bin As Saib dari Al Aghar Abu Muslim dari Abu Hurairah dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah Subhanahu berfirman: ‘Kesombongan adalah pakaian-Ku, dan kebesaran adalah selendang-Ku, siapa saja yang mencabut salah satu dari keduanya dari-Ku, maka akan Aku lemparkan ia ke neraka Jahannam.” (HR. Ibnu Majah, No. 4164)
Berdasarkan dalil-dalil di atas, apakah kita sebagai manusia yakin masih mau sombong ? Dari penjelasan, contoh-ontoh dan penjabaran dalil-dalil di atas dapat disimpulkan bahwa, Allah sangat membenci sifat sombong dan memberikan ancaman neraka bagi orang yang memiliki kesombongan dalam hatinya. Kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa kita memiliki sifat sombong.
Kita merasa bahwa hati kita masih bersih dan penuh keimanan, padahal dengan perasaan tersebutlah kesombongan sering muncul dari dalam diri seseorang karena merasa imannya sudah bagus. Oleh sebab itu, kita harus mulai membenah diri untuk membersihkan kesombongan dan penyakit hati lainnya dari diri kita. Karena sangat berbahaya jika di dalam kita masih memiliki sifat sombong, sebab hidayah akan semakin jauh, hubungan kita dengan orang lain rusak, dan keimanan berkurang. Jadi yakin masih mau sombong ?, sebab neraka telah disiapkan oleh Allah untuk orang-orang yang sombong.
Salah satu cara untuk dapat membersihkan hati kita dari penyakit hati adalah berbesar hati dalam menerima nasehat dari orang lain. Jadi, Ayo bersihkan hati kita dari kesombongan dan terus tingkatkan keimanan agar diri kita selalu dijaga dan dicintai oleh Allah SWT. (ptr)
Penanggung Jawab Artikel :
Nama : Ust. H. Noer Hidayatulloh (H. Arofah Almubarok)
Email : h.noerhidayatulloh354@gmail.com