Peringati Hari Pahlawan, Pemuda LDII Kediri Serukan Keberanian Moral dan Gotong Royong

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

 

Kediri (21/12). Pemuda LDII Kota Kediri menegaskan bahwa semangat Hari Pahlawan 10 November harus diwujudkan dalam keberanian moral, kejujuran, keadilan, serta gotong royong sebagai komitmen etika publik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketua DPP LDII, Prof. Singgih Tri Sulistiyono, menyampaikan bahwa esensi peringatan 10 November adalah lahirnya kesadaran kolektif yang dilandasi semangat keagamaan dan patriotisme. “Nilai keberanian moral dan solidaritas harus dihidupkan dalam bentuk kejujuran dan keadilan di tengah masyarakat. Setiap langkah pembangunan, sekecil apa pun, harus menjadi amal jariyah yang dilandasi nilai-nilai perjuangan,” ujarnya.

Prof. Singgih menegaskan bahwa medan perjuangan generasi muda saat ini telah bergeser. “Kalau dahulu pahlawan melawan penjajah fisik, kini pahlawan adalah mereka yang berani melawan kemalasan berpikir, korupsi nilai, dan hilangnya idealisme. Perjuangan hari ini adalah perjuangan dengan ilmu pengetahuan dan integritas moral,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pemuda LDII Kota Kediri, Asyhari Eko Prayitno, menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat gotong royong dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa. “Semangat gotong royong yang menjadi ciri khas perjuangan 1945 harus kita hidupkan kembali untuk memerangi perpecahan dan ketidakadilan,” katanya.

Ia menambahkan bahwa setiap peran warga negara memiliki arti penting. “Setiap langkah dan tindakan kecil harus menjadi bagian dari perjuangan kolektif untuk membangun Indonesia yang berintegritas dan berkeadaban,” ujarnya.

Menurut Asyhari, tema Hari Pahlawan 2025, “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan,” merupakan panggilan moral bagi generasi muda. “Kalimat ‘Pahlawanku Teladanku’ mengajak kita menjadikan semangat juang pahlawan sebagai inspirasi dalam setiap sikap dan tindakan,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan makna “Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan” dalam konteks kekinian. “Di era digital, perjuangan kita adalah melawan kemalasan intelektual dan godaan untuk berpuas diri. Melanjutkan perjuangan berarti terus belajar, berinovasi, dan menguasai ilmu pengetahuan agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri,” jelasnya.

Asyhari menegaskan bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan krisis moral. “Keberanian pahlawan hari ini adalah keberanian moral untuk menegakkan kejujuran, keadilan, dan memperkuat etika publik dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Ia menutup dengan ajakan menjaga semangat persatuan. “Mari kita rawat solidaritas dan gotong royong untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial, serta memastikan kemerdekaan ini dinikmati seluruh rakyat Indonesia,” pungkasnya.

 

Oleh: Yuda Langgeng (contributor) / Nisa Ulkhairiyah (editor)

Kunjungi berbagai website LDII

DPP, DPP, Bangkalan, Tanaroja, Gunung Kidul, Kotabaru, Bali, DIY, Jakpus, Jaksel, Jateng, Kudus, Semarang, Aceh, Babel, Balikpapan, Bandung, Banten, Banyuwangi, Batam, Batam, Bekasi, Bengkulu, Bontang, Cianjur, Clincing, Depok, Garut, Jabar, Jakarta, Jakbar, Jakut, Jambi, Jatim, Jayapura, Jember, Jepara, BEkasi, Blitar, Bogor, Cirebon, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Kalteng, Karawang, Kediri, Kendari, Kepri, ogor, Bogor, Kutim, Lamongan, Lampung, Lamtim, Kaltim, Madiun, Magelang, Majaelngka, Maluku, Malut, Nabire, NTB, NTT, Pamekasan, Papua, Pabar, Pateng, Pemalang, Purbalingga, Purwokerto, Riau, Sampang, Sampit, Sidoarjo, Sukoharjo, Sulbar, Sulsel, Sultra, Sumbar, Sumsel, Sumut, Tanaban, Tangsel, Tanjung Jabung Barat, Tegal, Tulung Agung, Wonogiri, Minhaj, Nuansa, Sako SPN, Sleman, Tulang Bawang, Wali Barokah, Zoyazaneta, Sulteng

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram