DELEGASI ASEAN SME 2015 : WUJUDKAN KEMITRAAN UMKM

Share to :
Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Sekretaris Nasional (SetNas) ASEAN yang bekerjasama dengan Ormas Kegamaan LDII bersama Ormas Lintas Agama mengadakan acara Asean Small Medium Enterprise (SME) Partnership 2015. Acara ini dilatarbelakangi dari keluh kesah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap Era MEA yang akan segera tiba. Harapannya pelaku usaha UMKM dapat mewujudkan jalinan kemitraan antar negara ASEAN yang diyakini mampu membuat UMKM lebih bersaing.

Kurangnya dukungan pemerintah bagi pelaku UMKM menyebabkan kurangnya minat mereka untuk bermitra antar negara. Perwujudan Kemitraan UMKM diharapkan dapat meningkatkan daya saing serta kualitas bersaing dengan produk barang dan jasa yang akan membanjiri negara ASEAN nantinya, demikian harapan para delegasi dalam acara ASEAN Small Medium Enterprise (SME) Partnership 2015.

Dalam salah satu diskusi panelis ASEAN SME 2015 Partnership, hadir perwakilan Kamar Dagang industri (KADIN) dari beberapa negara yang menjadi narasumber. Indonesia diwakili oleh Dewi Motik Pramono Kepala Penasihat Lingkungan dan kesehatan KADIN, dari Laos diwakili oleh Kepala kamar dagang Pouxay Theppapong, dan dari Kamboja diwakili oleh kepala kamar dagang Vithol Trem. Hadir pula Ermira Siregar yang menjadi moderator dalam diskusi panel tersebut.

Kemitraan dalam UMKM bisa diwujudkan dengan dukungan antar pemerintah juga pengertian antar pelaku usaha ditiap negara. Dengan bermitra, pelaku UMKM tidak merasa sendirian dan harapannya bisa menjadi pemain pasar bebas ASEAN yang bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat. Hal inilah yang ingin disampaikan kepada para delegasi dalam acara ASEAN SME Partnership 2015.

Dalam acara tersebut, masing-masing narasumber menyampaikan pendapat mereka mengenai kemitraan. Mereka sepakat bahwa kemitraan dalam UMKM bisa menjadi solusi yang terbaik dalam menyikapi MEA. Vithol Trem menyatakan bahwa MEA bisa menjadi perluang untuk mempromosikan produktivitas UMKM. UMKM akan dilihat sebagai potensi yang besar dan akan menciptakan lingkungan yang mengacu kreativitas dan inovasi.

“Kita sudah berbicara mengenai MEA terhadap apa yang kita setujui dan yang ingin kita hindari. Kamboja, sektor pariwisata dan ritelnya cukup berkembang. Kita siap menyambut MEA namun produk-produknya mesti memenuhi standar lokal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi apa keunggulan produk dibandingkan dengan produk pesaing dan melihat kebutuhan pasar. Serta melihat keberlangsungan produk dari kualitas, pengemasan, dan teknologinya,” ungkap Vithol Trem.

Vithol Trem juga menambahkan bahwa peran pemerintah terhadap UMKM menjadi sangat penting dalam mengidentifikasi potensi dan poin-poin kunci yang menjadi kerjasama kemitraan UMKM antar negara ASEAN. Senada dengan yang ditambahkan Vithol Trem, Pouxay Theppapong memberikan pendapat yang sama bahwa UMKM perlu penguatan dari pemerintah.

“Point penting lainnya adalah bentuk , mitra dan kerja sama kita harus dimulai dengan koneksi, saya rasa pemerintah memiliki konsep untuk itu. Maka UMKM harus diperhatikan. Saya berharap Penguatan UMKM di ASEAN bisa berkompetisi dengan Eropa dan kemudian kita bisa bersaing dengan mereka,” ujar Pouxay Theppapong.

Selama ini pelaku UMKM masih dihadapkan pada banyak permasalahan. Antara lain, kemampuan permodalan kerja yang lemah, produk dengan kemasan yang kurang berkualitas dan manajemen usaha serta pemasaran yang kurang baik. Hal tersebut membuat kekhawatiran yang sama bagi pengusaha bahwa MEA akan menggerus produk lokal saat bersaing di pasar bebas ASEAN. Namun perhelatan ASEAN Small Medium Enterprise (SME) Partnership 2015 ini mampu membuat perspektif baru bagi pelaku usaha Negara-Negara ASEAN. Dengan menyamakan persepsi, “Budaya kita memiliki kesamaan dalam tradisi seperti makanan. Dalam hal berbisnis, kita harus saling membantu karena kita keluarga besar, negara ASEAN paling besar. Jagalah kualitas karena kita produk besar. Bersama seluruh negara ASEN kita bisa kuasai pasar internasional, kita harus membuktikan kalau kita cerdik,” ujar Dewi Motik Pramono. (FKA-LINES SUMBAR)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram